Surabaya (ANTARA News) - Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya disiapkan menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK), sehingga Unair akan memiliki 12 fakultas. "Saat ini sedang berbenah untuk memenuhi segala persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi fakultas, tapi kami tidak bisa memastikan waktunya," ujar Rektor Unair Prof Dr H Fasich Apt di Surabaya, Minggu. Di sela-sela peringatan Sewindu (delapan tahun) PSIK Unair Surabaya, ia menjelaskan, percepatan untuk menjadi fakultas itu bergantung pemenuhan persyaratannya, terutama masalah sumberdaya pengajar dan gedung fakultas. "Masih banyak masalah keperawatan yang bisa diteliti untuk dikembangkan. Untuk itu, kami berharap PSIK ke depan menjadi pusat riset keperawatan nasional," tegasnya, didampingi Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unair Surabaya, Prof Dr Moh Amin SpP(K). Selama ini, PSIK yang didirikan pada 7 April 1999 berada di bawah naungan FK Unair, namun seiring dengan meningkatnya animo mahasiswa dan pengembangan ilmu keperawatan itu sendiri, maka sudah selayaknya di Jawa Timur memiliki satu fakultas yang mengembangkan dan menjadi pusat riset ilmu keperawatan. "Ilmu adalah otonomi. Jadi, otonomi merupakan keniscayaan terhadap usaha pengembangan keilmuan, termasuk pengembangan ilmu keperawatan. Tanpa otonomi, ilmu bisa ditunggangi dan menjadi terbelakang, terkekang, dan tidak berkembang, sehingga pengembangannya bisa menjadi kepalsuan-kepalsuan," ucapnya. Dalam kaitan itu, katanya, PSIK Unair masih menjadi sub-koordinat di FK Unair, padahal pengembangan ilmu keperawatan sudah menjadi tantangan untuk masa ke depan sebagai mitra kerja dari sejawat dokter yang dihasilkan dari FK. "Untuk persiapannya, gedung kampus FIK akan dibangun di kampus C Mulyorejo yang saat ini menjadi gedung Rektorat, LPPM, FKH, FKM, FMIPA, dan beberapa fasilitas universitas yang lain," ungkapnya. Idealnya, katanya, FIK berada di kampus A yang berdekatan dengan FK dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo serta tempat praktikum lainnya, tetapi halaman yang kosong sudah tidak ada di dekat FK. Menanggapi rencana itu, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim, Bambang Tutuko SH S.Kep.Ners menyatakan sangat mendukung pengembangan PSIK untuk menjadi FIK. "Pasalnya, di Jatim sudah jenuh dengan pendidikan keperawatan, setelah berdirinya 31 Akper (akademi keperawatan) dan Stikes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) di beberapa daerah di Jatim," kilahnya. Ia menambahkan PPNI Jatim adalah satu-satunya yang mengusulkan ke PPNI Pusat agar Diknas menyetop pendirikan Akper/Stikes, karena kualitas pendidikan keperawatan yang ada belum menjamin, bahkan saat ini ada yang ditegur Kopertis VII. "Apalagi, PPNI Pusat sudah mempunyai sasaran kemana pendidikan keperawatan diarahkan. Pendidikan keperawatan setingkat D3 diarahkan sebagai vocasional, S1 Keperawatan (Ners) sebagai professional, S2 sebagai spesialis, dan S3 sebagai konsultan," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007