Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta sesi Senin sore, naik tajam 36 poin menjadi Rp8.776/8.780 dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp8.826/8.830 per dolar AS atau menguat, karena aksi beli rupiah masih berlanjut. Pengamat ekonomi Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, mengatakan bahwa rupiah akan terus menguat disamping membaiknya ero terhadap dolar AS juga rencana bank sentral AS yang akan menurunkan suku bunganya. Oleh karena itu, rupiah dalam waktu dua bulan dari sekarang masih berpeluang untuk menguat lagi, meski ada koreksi hal itu dinilainya wajar, karena investor mencari untung, katanya. Kenaikan rupiah yang panjang itu, menurut dia akan memicu rupiah berada dibawah level Rp8.700 per dolar AS dan kemungkinan akan bisa menyentuh level Rp8.600 per dolar AS, katanya. Ia mengatakan, penempatan dana investor asing di pasar domestik merupakan faktor pendukung yang memicu rupiah kembali menguat hingga lebih lanjut. "Karena pada penutupan sore rupiah kembali menguat hingga mendekati level Rp8.700 per dolar AS," katanya. Dolar AS di pasar dunia turun 120,07 yen dibanding sebelumnya 120,20, ero sedikit berubah jadi 162,60. Rencana bank sentral Jepang (BoJ) yang akan menaikkan kembali suku bunganya menjadi 0,75 persen dari sebelumnya 0,50 persen pada triwulan ketiga 2007 juga merupakan peluang bagi rupiah untuk terus menguat. Oleh karena itu pula, rupiah makin berpeluang untuk menguat lagi yang didukung pula oleh Bank Indonesia (BI) yang membiarkan tingkat rupiah disesuaikan dengan kondisi pasar, ucapnya. Ditanya mengenai koreksi terhadap rupiah pada pekan lalu, ia mengatakan merupakan hal biasa, setelah menguat tajam maka pelaku lokal segera mencari untung (aksi profit taking) Namun, faktor positif yang makin kuat mendukung rupiah, maka rupiah pada akhirnya akan bisa mencapai Rp8.500 per dolar AS dan mulai saat itu rupiah akan kembali mengalami koreksi harga, katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007