Bangkok (ANTARA News) - Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) kemungkinan melatih pejuang Melayu Thailand selatan untuk melakukan gerakan atau menggunakan siasat dalam perjuangannya, demikian tudingan juru bicara tentara Thailand, Senin. Mereka juga memakai cuplikan film pengayauan di Timur Tengah, yang diperoleh dari lokamaya sebagai bagian dari pelatihan terhadap pejuang Thai di hutan, kata Kolonel Acra Tiproch. "Anda betul-betul harus mengetahui tulang tertentu leher untuk mengayau seseorang dan orang Thai betul-betul tidak tahu caranya. Anda memerlukan orang terlatih di luar negeri atau pelatih asing untuk mengajar caranya kepada mereka," katanya. Pemeriksaan atas pejuang tertangkap menyiratkan pelatih asing, kemungkinan orang Indonesia, hadir di memberi pelatihan di Thailand lewat penterjemah, katanya. Lebih dari 2.100 orang tewas dalam tiga tahun perlawanan di daerah ujung selatan berbahasa Malayu, yang dicaplok Thailand seabad lalu. Selain bom jalanan dan penembakan bermotor, pejuang kadang-kadang mengayau atau membakar mayat korbannya sesudah ditembak. Pada Senin, pejuang memakai senapan M-16 untuk menembak pasangan Thai di perkebunan karet di propinsi Yala dan pegi membawa kepala si suami, pengayauan ke-22 dalam lebih dari tiga tahun, kata polisi. Beberapa jam sebelumnya, pejuang menewaskan pasangan Melayu mengendarai motor menuju perkebunan karet di desa lain di propinsi Yala, kata polisi. Kendati ada kekerasan dan peningkatan seruan bagian besar warga Thai di tempat lain di Thailand untuk tindakan lebih tegas, Perdana Menteri Surayud Chulanont hari Sabtu bersikeras bahwa pemerintah tetap teguh pada pemecahan sengketa itu secara damai. Gerilyawan menewaskan dua orang di daerah rusuh Thalland selatan, kata polisi hari Minggu menjelang kunjungan membangun perdamaian Surayud ke daerah itu. Seorang kepala desa warga Melayu ditembak mati pada pesta perkawinan di Yala, Sabtu pagi, sementara seorang pria Thai tewas di propinsi Narathiwat ketika gerilyawan melepaskan tembakan saat ia dan dua temannya naik motor, kata perwira polisi setempat. Surayud dijadwalkan tiba di Yala pukul 12.30 waktu setempat (12.30 WIB) hari Minggu disertai satu perutusan menteri, yang direncanakan bertemu dengan pejabat tentara dan pemerintahan di Yala dan propinsi Pattani. Dua pria Melayu ditembak mati pekan lalu di Thailand selatan, kata polisi di Narathiwat. Dalam kejadian terpisah, dua tentara cedera akibat ledakan bom dengan sasaran iringan mereka ketika mengawal kelompok biarawan Budha pada acara pagi untuk mengumpulkan derma. Kekerasan itu menyusul ledakan bom jalanan hari sebelumnya, abu yang menghancurkan satu truk ronda tentara dan menewaskan ketujuh tentara di dalamnya. Pemerintah melakukan upaya membangun perdamaian dalam usaha meredakan kekacauan itu, tapi kekerasan meningkat dalam enam bulan terahir. Keputusan pemerintah Thailand memberi ampunan kepada "semua yang terlibat kekerasan" di wilayah paling selatan itu disambut perhimpunan Islam dunia. Perdana Menteri Surayud Chulanont setuju memberi ampunan dengan memaklumkan keinginannya tersebut kepada Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam Ekmeleddin Ihsanoglu, yang berkunjung ke negaranya. Usul ampunan itu akan diajukan ke parlemen untuk disahkan menjadi undang-undang, kata menteri luar negeri Thailand, demikian laporan Reuters. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007