Jakarta (ANTARA News) - Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohammad mengatakan bahwa rasa nasionalisme dalam diri seseorang harus diimbangi dengan pengertian dan pengetahuan tentang perdamaian.

"Jangan sampai nasionalisme itu menjadi ekstrem, dimana nantinya dapat menyebabkan seseorang bersifat agresif terhadap satu sama lain. Ketika seseorang tumbuh di suatu negara dan mencintai negara tersebut, tentunya ia akan memiliki keinginan untuk dapat membela negaranya, namun ketika tindakan membela negara tersebut bersifat agresif, maka nasionalisme dapat menjadi hal yang tidak baik," kata Mahathir dalam konferensi pers yang diadakan setelah simposium internasional bertajuk Peace Journalism and Conflict Resolution di Jakarta, Kamis.

Ia percaya bahwa nasionalisme dan rasa ingin membela negara asal adalah rasa alamiah yang dapat dimiliki oleh seseorang dan hal tersebut perlu dibingkai dengan nilai-nilai positif, terutama bagi generasi muda.

"Contohnya, jarang ada sekolah yang memiliki mata pelajaran mengenai perdamaian. Yang selama ini kita kenal, sekolah mengajarkan kita mengenai sejarah, dan sejarah banyak melibatkan perang. Ketika image perang ini digambarkan sebagai sesuatu yang hebat, maka anak muda dapat tumbuh menjadi seseorang yang agresif," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa image perang yang seolah mulia dalam pelajaran sejarah dapat memicu generasi muda untuk berfikir bahwa perang adalah cara yang dapat ditempuh dalam menyelesaikan masalah dengan negara lain.

Nasionalisme yang kuat dapat menghasilkan sesuatu yang buruk ketika hal tersebut tidak diimbangi dengan pemahaman yang cukup tentang perdamaian dan pemikiran global.

"Di sekolah-sekolah, kita diajarkan untuk memuliakan pahlawan dan peperangan di masa lampau, serta kehebatan dari negara kita sendiri. Dengan begitu, kita tumbuh dengan rasa nasionalisme, namun kita juga berfikir bahwa masalah dapat diselesaikan dengan perang," jelasnya.

Karena itu, Mahathir menggarisbawahi pentingnya mendidik generasi muda akan nilai-nilai perdamaian sebagai pendamping pendidikan mengenai bela negara.

Selain institusi pendidikan, Ia mengatakan bahwa media juga mengemban tugas untuk memberikan image asli dari peperangan dan perdamaian.

"Sebagai jurnalis, ini adalah profesi anda dan anda harus berusaha untuk mengilustrasikan secara riil mengenai hal yang baik dan hal yang buruk," katanya menutup.

(T.KR-ARC/R010)

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017