Pangkalpinang (ANTARA News) - Harga tiket pesawat yang tergolong mahal di Babel menjadi komponen "administred price" yang memiliki rata-rata inflasi tertinggi dalam dua tahun terakhir, baik inflasi bulanan maupun inflasi tahunan.

"Peningkatan inflasi angkutan udara terjadi disebabkan oleh adanya faktor musiman yang mempengaruhi harga tiket perjalanan pesawat mahal terutama saat adanya hari raya Cheng Beng, Idul Fitri, Natal dan Tahun baru," ujar Manajer Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan Kantor Perwakilan BI Babel, Sudarta pada kegiatan sosialisasi kebanksentralan dan program pengendalian inflasi provinsi babel di batam, Kamis.

Ia menjelaskan, kota Pangkalpinang memiliki rata-rata inflasi angkutan udara 3 tahunan yang lebih tinggi dari kota Tanjungpandan.

"Rata-rata inflasi bulanan selama 3 tahun, angkutan udara Pangkalpinang sebesar 6,04 persen (mtm), sedangkan kota Tanjungpandan sebesar 2,2 persen (mtm)," ujarnya.

Ia menambahkan, sejalan dengan hal tersebut, rata-rata inflasi tahunan, Pangkalpinang sebesar 45,58 persen (yoy) dan Tanjungpandan sebesar 22,76 persen (yoy).

Menurutnya, dihapusnya penerbangan Sriwijaya Air rute Pangkalpinang-Palembang jam keberangkatan 18.00 WIB sejak bulan September 2016 membuat para kompetitor cukup leluasa untuk menaikkan harga tiket.

"Sebagai contoh, harga tiket Lion Air rute Pangkalpinang-Palembang pukul 18.00 WIB yang dulu dijual seharga Rp186.000 menjadi Rp525.000 pada tahun 2017 atau naik 182 persen. Hal ini berkontribusi terhadap tingginya inflasi angkutan udara," jelasnya.

Lebih lanjut ia sampaikan, inflasi Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 1,02 (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi yang sebesar 0,38 persen (mtm).

Sedangkan untuk Kota Tanjungpandan mengalami inflasi sebesar 0,93 persen (mtm), setelah pada bulan sebelumnya tercatat deflasi sebesar 1,49 persen (mtm).

Ia menyebutkan, pada bulan April 2017, inflasi Pangkalpinang dan Tanjungpandan masih pada pola historis.

"Event Cheng Beng sampai awal April dan libur panjang di minggu ke dua dan empat bulan April memberikan andil inflasi terutama pada komponen tarif angkutan udara dan secara historis menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri juga memicu tingginya inflasi," jelasnya.

(KR-KMN/Y008)

Pewarta: Kasmono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017