Jakarta (ANTARA News) - Sampai dengan hari H pelaksanaan Aksi Simpatik 55, Jumat, pihak Masjid Istiqlal mengaku belum menerima pemberitahuan mengenai jumlah peserta dan tamu penting yang hadir meskipun masjid yang merupakan salah satu ikon Jakarta itu digunakan sebagai titik kumpul peserta aksi.

“Kami dari pihak Istiqlal tentunya sangat bersyukur, berterima kasih, apabila ada koordinasi karena yang datang bukan satu dua orang,” kata Kepala Protokol dan Pelayanan Wisata Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam.

Mengenai jumlah peserta aksi, Abu Hurairah tidaklah khawatir karena Masjid Istiqlal memiliki kapasitas yang relatif besar dan mampu menampung sekitar 200.000 orang.

Selain itu, katanya, peserta aksi datang ke Istiqlal hanya untuk menjalankan ibadah shalat Jumat dan bukan sebagai tempat melangsungkan aksi melainkan hanya untuk titik kumpul saja.

Dimintai komentar mengenai sikapnya terhadap aksi ini, Abu Hurairah menegaskan bahwa pihak Istiqlal dalam posisi netral, tidaklah mendukung ataupun menolak kegiatan tersebut.

“Kami ini lembaga negara, monumen negara, tidak mungkin kami berpihak pada kelompok-kelompok tertentu,” tegasnya.

Abu Hurairah membahkan bahwa penggurus Masjid Istiqlal menerima siapa saja yang datang ke masjid itu, baik Muslim maupun non Muslim akan dilayani dengan baik, terlebih yang datang untuk beribadah maka hukumnya adalah wajib untuk melayani mereka.

Disinggung mengenai kabar bahwa Imam Masjidil Haram Syekh Adil al-Kalbani menjadi imam shalat Jumat di Masjid Istiqlal hari ini, ia membantahnya. “Itu hanya isu, gosip media sosial.”

Dia menjelaskan bahwa terkait kabar itu, pengurus Masjid Istiqlal sama sekali belum menerima pemberitahuan dari pihak kedutaan maupun penyelenggara aksi.

“Kami jalan sesuai jadwal semula,” katanya. “Imamnya adalah Haji Salim Ghazali.”

(Ayu Restika/LPJA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017