Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta pada Selasa sore merosot kembali melewati angka batas psikologis Rp8.800 menjadi Rp8.800/8.805 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.777/8.778 atau melemah 38 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan bahwa sarat faktor negatif dari pasar eksternal yang didukung pasar internal mengakibatkan rupiah sore terpuruk lebih tajam dibanding pagi. "Penurunan rupiah terhadap dolar AS masih wajar, setelah pada pekan lalu menguat hingga menembus level Rp8.800 per dolar AS," katanya. Meski demikian, lanjut Kostaman rupiah masih berpeluang untuk menguat lagi, kalau melihat investor asing masih aktif bermain di pasar modal maupun pasar uang. "Kami masih optimis bahwa rupiah masih berpeluang untuk menguat lagi, karena aliran dana asing yang masuk ke pasar domestik masih besar," katanya. Untuk saat ini, ia mengatakan, rupiah terkoreksi, akibat menguatnya dolar AS terhadap yen dan merosotnya harga saham regional yang menekan sejumlah mata uang utama Asia yang berimbas ke pasar khususnya rupiah, katanya. Ia mengatakan, rupiah akan mendapat dukungan pasar apabila rencana bank sentral AS menurunkan suku bunganya yang saat ini mencapai 5,25 persen. Selain itu juga rencana bank sentral Jepang yang akan menaikkan suku bunganya menjadi 0,75 persen juga memberikan peluang bagi rupiah untuk kembali menguat, katanya. Yen saat ini turun terhadap dolar AS menjadi 120,43 dari sebelumnya 120,35 dan euro terhadap dolar AS stabil pada 1,3542. Menurut dia, melemahnya yen terhadap dolar AS, setelah data pesanan mesin Jepang merosot diluar perkiraan pasar. Data pesanan mesin Jepang yang merosot itu memicu Bank sentral Jepang untuk segera menaikkan tingkat suku bunganya, katanya. BOJ diperkirakan akan menaikkan suku bunganya pada Agustus mendatang, ujarnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007