Jakarta (ANTARA News) - Akademisi dari Universitas Tokyo, Jepang, Satoshi Mori, berpendapat Indonesia dapat menjadi pemain penting dalam ekonomi dunia, bila terus fokus pada dunia pendidikan.

"Indonesia harus fokus pada pendidikan, sehingga Indonesia dapat mengembangkan produk-produk berteknologi tinggi agar dapat bergabung dengan deretan negara-negara kekuatan ekonomi dunia," kata Satoshi Mori dalam acara Jakarta Geopolitical Forum yang digelar Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), di Jakarta, Jumat.

Pengamat geopolitik ini mengatakan, perubahan geopolitik pasca Perang Dingin membuat terjadinya masalah dan juga ancaman yang mengganggu stabilitas dunia internasional.

Ancaman itu diakibatkan kasus terorisme yang semakin marak terjadi, krisis pengungsi di Eropa, masalah Brexit, menguatnya sentimen konservatif dan proteksionis, dan pemanasan global serta ancaman rudal Korea Utara belum lama ini.

"Korea Utara sengaja meluncurkan rudal agar memancing Amerika Serikat ke meja perundingan, sebuah masalah yang seharusnya sudah selesai sejak lama," ujar Mori.

Namun, lanjut dia, Indonesia sudah berada di jalan yang benar.

"Indonesia fokus kepada pembangunan infrastruktur, dan saya berharap Indonesia harus dapat melakukan lebih daripada itu," ucapnya.

Di tempat yang sama, Sekjen China Institute of International Studies (CIIS), Yang Yi, mengatakan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia dapat memainkan peranan penting dalam dunia internasional.

"Indonesia negara ASEAN satu-satunya yang masuk G-20. Kita bisa bekerja sama dalam bidang ekonomi. Terutama dalam bidang maritim," ujar Yang Yi.

Indonesia dengan Tiongkok, dapat berperan lebih jauh di kawasan Asia Tenggara dan dunia. Yang Yi pun mengatakan bahwa Indonesia dengan Tiongkok selama ini telah terjalin kerja sama yang baik.

"Salah satunya kerja sama pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung," tutur Yang Yi.

Kendati demikian, ia mengakui masalah Laut Tiongkok Selatan membuat negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia bersitegang dalam hubungan diplomatik dengan Tiongkok.

Namun menurutnya masalah itu dapat diselesaikan dengan segera. Yang Yi mengatakan persoalan Laut Tiongkok Selatan, sudah dibahas Presiden Jokowi tatkala bertemu Presiden Xi Jinping di Beijing minggu lalu.

Keduanya membicarakan masalah pertahanan dan keamanan, termasuk kerja sama dalam pengamanan Laut Tiongkok Selatan.

"Presiden Jokowi akan mengajak negara-negara ASEAN untuk turut membicarakan masalah tersebut," kata Yang Yi. 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017