Glasgow (ANTARA News) - Kiper Andres Palop menjadi pahlawan bagi Sevilla dengan menyelamatkan tiga tendangan panalti, dalam drama adu penalti dan sekaligus memberi kemenangan bagi timnya atas Espanyol dalam all-Spanish final Piala UEFA, di Hampden Park, Rabu waktu setempat. Tim Andalusia itu sekaligus tampil menjadi tim kedua yang mampu mempertahankan gelar setelah harus berjuang keras dalam pertandingan yang diwarnai turunnya hujan dengan skor 2-2 setelah 120 menit, demikian laporan Reuters. Sementara itu, bagi Espanyol kekalahan itu menjadi sakit hati yang kedua setelah 19 tahun yang lalu, tepatnya pada 1988 tim itu dalam final kalah adu penalti melawan Bayer Leverkusen. Palop tampil bagus dengan menyelamatkan tendangan dari Luis Garcia, Jonatas dan Marc Torrejon untuk memberi kemenanngan Sevilla 3-1 dalam adu penalti. Sevilla yang mampu menyamai prestasi Real Madrid meraih dua kali juara Piala UEFA pada 1985 dan 1986, masih berpeluang mencatatkan tiga gelar setelah tim itu akan bermain di final Piala Raja melawan Getafe dan klub masih bersaing ketat untuk gelar Liga Utama Spanyol. Pemain sayap asal Brazil, Adriano Correia, membuka gol bagi keunggulan awal Sevilla pada menit ke-18, namun Espanyol mampu menyamakan kedudukan 10 menit kemudian melalui Albert Riera. Kotak penalti Striker asal Mali, Frederic Kanoute, menjebol gawang Sevilla setelah mendapat umpan silang dari Jesus Navas di kotak penalti setelah perpanjangan waktu pertama dari pertandingan. Namun Sevilla yang tidak mau menyerah membalas ketertinggalan melalui pemain pengganti asal Brazil Jonatas lima menit menjelang selesainya perpanjangan waktu. Pertandingan final itu juga diwarnai keluarnya kartu merah yang diberikan kepada pemain belakang Espanyol Moises Hurtado setelah terkena akumulasi kartu kuning, dan itu cukup membuat Espanyo haris habis-habisan menghadang serangan lawan. Pandiani merupakan satu-satunya pemain Espanyol yang mampu mencetak gol dalam drama adu penalti itu. (*)

Copyright © ANTARA 2007