Manado (ANTARA News) - Sebagian warga Manado, Sulawesi Utara (Sulut), digemparkan dengan temuan ikan jenis Coeleacanth, diindikasikan ikan purba yang masih bertahan diperairan Sulawesi itu. Ikan yang ditemukan, J Bahama, nelayan asal Kelurahan Bahu, Manado, Sabtu, sekitar pukul 08:00 wita itu, menjadi tontonan sejumlah warga karena keunikan jenis ikan tersebut. Ikan yang memiliki ukuran panjang sekitar 1 meter serta diameter 30-45 cm itu, masih disimpan warga di lokasi pantai Malalayang, atau berdekatan langsung dengan pusat perbelanjaan Bahu Mall. Menurut pengakuan Bahama, ikan tersebut awalnya didapat melalui jaring diwilayah perairan Sulawesi, atau sangat berdekatan dengan Taman Nasional Laut (TNL) Bunaken. Kemudian ikan tersebut hendak dibunuh guna dijual ke sejumlah pedagang ikan Pasar Bahu Manado, namun dicegah sejumlah warga karena memiliki kemiripan dengan ikan yang akan dijadikan slogan kegiatan World Ocean Conference (WOC) tahun 2009 di Kota Manado. Ikan tersebut memiliki warna putih dengan bintik-bintik hitam cukup besar, serta sayap atau sirik selebar telapak kaki manusia serta mulut cukup lebar. "Saya pikir ikan ini hanya memiliki warna kulit biasa, sehingga nyaris disembelih," ujar Bahama. Melihat kejadian itu, spontan saja warga melaporkan temuak ikan purba itu ke Pemerintah Propinsi (Pemprop) Sulut melalui Dinas Kelautan dan Perikanan. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulut, Xandramaya Lalu mengatakan, jenis ikan purba tersebut terdampar dari habitatnya di Teluk Manado. "Ikan tersebut hanya berada di kedalaman 80-1.000 meter didasar laut Sulut, dan menjadi habitat dilindungi di dunia internasional," katanya. Ikan yang diperkirakan memiliki spesies atau nenek moyang jutaan tahun itu, baru ditemukan di negara Jepang dan di Manado oleh beberapa peneliti asal Eropa. Penemuan ikan purba jenis Coeleacanth itu terjadi tahun 1997 di Pasar Bersehati Manado, dimana beberapa pedagang ikan hendak menjual kepada konsumen, namun dilihat langsung ilmuwan asal Eropa, kemudian diteliti secara khusus dilaboratorium.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007