Gaza (ANTARA News) - Israel menyerang Hamas sebagai target penyerbuan di Jalur Gaza Jum`at dan mengancam akan melakukan tindakan yang lebih keras lagi untuk menghentikan serangan-serangan roket, sementara itu kelompok-kelompok Palestina yang bermusuhan juga masih terus bertarung satu sama lain dalam kemelut di ambang perang sipil. Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dari faksi Fatah yang dituduh oleh Hamas duduk berdampingan dengan Israel, menyerukan kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice dan memintanya untuk menghentikan `peningkatan aksi militer` Israel, kata kantor berita Palestina seperti dikutip Reuters. Militer mengatakan, bahwa pihaknya diserang sebuah roket di Gaza utara dan bahwa 10 rudal telah menghantam Israel. Salah satunya menghantam sebuah rumah di kota Sderot. Para petugas medis mengatakan, hanya ada korban luka ringan di sana. Beberapa jam kemudian, pesawat tempur Israel melakukan pemboman terhadap sebuah mobil van kepunyaan Hamas di Kota Gaza. Dua orang dari kelompok militan meninggal, kata para pejabat rumahsakit. Lima serangan udara lainnya mencederai empat warga Palestina, dua di antara mereka orang-orang Hamas dan lainnya penduduk sipil, kata para petugas rumahsakit. Pasukan Fatah dan Hamas, juga terlibat dalam pertempuran selama beberapa pekan terakhir ini, bentrok lagi di Kota Gaza. Tiga roket berpeluncur granat ditembakkan ke sebuah kampus Universitas Islam pro-Hamas. Dua orang militan - dari Hamas maupun Fatah - tewas, kata para pejabat rumahsakit. Seorang nelayan juga tewas dalam baku-tembak. Para pejabat rumahsakit mengatakan, dua warga sipil lain juga meninggal akibat cedera berat selama bentrokan berlangsung, pada awal pekan ini. Televisi Abu Dhabi di stasiun Gaza mengatakan, orang-orang bersenjata Hamas menculik kepala biro Abdel Salam Abu Askar, dan membebaskannya tak lama kemudian. Namun Hamas membantah terlibat. Perdana Menteri Ismail Haniyeh, seorang pemimpin Hamas, menyerukan kepada bangsa Palestina untuk bersatu melawan `agresi Israel` dan melakukan gencatan pertempuran internal. "Semua anggota petugas keamanan hendaknya tunduk kepada perintah pemimpin politik dan kembali ke posisi mereka dan pangkalan, dan juga semua orang bersenjata harus dilenyapkan dari jalanan," kata Haniyeh kepada wartawan. Gencatan senjata yang disepakati oleh gerakan Islam Hamas dan Fatah yang sekuler selama pekan lampau berantakan. Hampir 50 orang tewas dalam aksi kekerasan internal sejak dua kelompok yang bermusuhan itu membentuk pemerintah persatuan Maret lalu. Sementara itu, di Tel Aviv, Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni mengatakan kepada para dutabesar asing bahwa pemerintahnya mungkin akan memutuskan dilakukannya aksi lebih jauh dalam beberapa hari mendatang ini, dan mencatat bahwa kabinet akan bertemu sebagaimana biasa pada hari Ahad. "Kami akan terus melakukan langkah-langkah yang menggetarkan untuk menghentikan serangan-serangan roket dan menyingkirkan ancaman Israel selatan," kata jurubicara pemerintah, David Baker. Pasukan Israel baru-baru ini menyelesaikan latihan untuk memungkinkan suatu serangan darat di Gaza, dari wilayah pendudukan di mana dia menarik diri dalam tahun 2005. Sejumlah tank dan tentara disiagakan di suatu wilayah pantai yang padat pengunjung Kamis dalam satu langkah militer yang mereka sebut `bertahan.` Sedikitnya 11 pejuang Hamas tewas dalam serangan udara Israel sejak Kamis pagi. Kelompok militan dari Gaza menembakkan sekitar 100 roket di Sderot dan kota itu dikepung pekan lalu, yang menyebabkan beberapa orang cedera namun tidak ada yang tewas.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007