Masih ada pekerjaan besar yang memerlukan penanganan lebih detil ..."
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya menerbitkan kebijakan, tetapi juga menekankan untuk terus mengawal pelaksanaannya di lapangan.

"Selain kebijakan, pelaksanaan juga kita ikuti," kata Presiden Jokowi saat wawancara khusus dengan Kantor Berita Antara di Istana Merdeka Jakarta, Kamis.

Presiden mencontohkan kebijakan penyediaan infrastruktur, kemudahan dalam memulai berbisnis, penyederhanaan perizinan, penghilangan ekonomi biaya tinggi di pelabuhan, bandar udara (bandara), jalan-jalan dan lainnya.

"Saya kira hal-hal konkret seperti itu yang dilihat, bukan hanya kebijakan, tapi mampu melaksanakan di lapangan," kata Presiden Jokowi.

Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan RI itu menyebutkan pada awal pemerintahannya, ada keraguan dari masyarakat mengenai pelaksanaan percepatan penyediaan infrastruktur.

"Saat awalnya dilakukan pembangunan infrastruktur, ada yang ragu apakah akan benar-benar dilaksanakan," kata Presiden.

Namun, Presiden menekankan bahwa pemerintah berani melaksanakan dan saat ini ada yang sudah jadi, setengah jadi, dan ada yang sedang dalam proses pembangunan.

"Kemudian penyediaan lahan yang berpuluh-puluh tahun tidak terlaksana kemudian bisa kita laksanakan," kata Presiden.

Menurut Presiden, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah sementara ini telah mendorong lembaga pemeringkat internasional memasukkan Indonesia dalam negara layak investasi.

"Saya kira kepercayaan itu yang mereka pakai sebagai pegangan. Ini merupakan sebuah kepercayaan internasional terhadap kita terutama dalam sisi kemudahan berinvestasi," kata Presiden.

Lembaga pemeringkat asing, dinilai Presiden, juga menilai pengelolaan fiskal dan pengelolaan perekonomian secara umum sudah lebih baik.

"Mereka menganggap APBN kita sekarang kredibel dan juga pengelolaan moneter baik dari sisi inflasi, kurs, kita dianggap mampu mengendalikan itu," kata Presiden Jokowi.

Namun, Presiden mengakui masih banyak yang "bolong-bolong", yang masih menjadi pekerjaan besar pemerintah dan rakyat Indonesia.

"Masih ada pekerjaan besar yang memerlukan penanganan lebih detil, dan apapun yang namanya kepercayaan itu akan menimbulkan arus uang masuk, arus modal masuk, arus investasi masuk," kata Presiden Jokowi.

Presiden pun menyebutkan pekerjaan besar itu, antara lain bagaimana peringkat kemudahan memulai berbisnis di Tanah Air bisa meningkat lebih baik.

"Ini terus kita perbaiki lagi. Dulu kita di posisi 120, sekarang menjadi 91, dan saya targetkan ke 40. Tahun ini mungkin bisa ke-70," demikian Presiden Joko Widodo.

Pewarta: Tim Pewarta Istana Kepresidenan
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017