Bontang (ANTARA News) - PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI), produsen amonium nitrat sebagai bahan baku peledak, berupaya mengoptimalkan kapasitas produksi pabriknya dengan melakukan ekspor ke sejumlah negara.

PT KNI memiliki kapasitas produksi amonium nitrat mencapat 300 ribu ton per tahun. Adapun produksi tahun ini diharapkan mencapai 290 ribu ton dan 30 persen dari hasil itu dialokasikan untuk pasar ekspor.

Sedangkan kapasitas produksi amonium nitrat nasional mencapai 510 ribu ton per tahun, atau melebihi permintaan di pasar domestik saat ini sekitar 350 ribu ton sampai 370 ribu ton per tahun.

Antung Pandoyo selaku Presiden Direktur PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) mengatakan kelebihan produksi amonium nitrat itu tentunya harus dioptimalkan dengan mengekspor ke luar negeri salah satunya dengan membuka pasar terbaru ke Papua Nugini yang memiliki tambang tembaga.

Selain itu, langkah ekspor dilakukan karena industri batubara yang menjadi market utama amonium nitrat masih lesu.

"Pasar terbaru, ke Papua Nugini. Baru masuk tahun ini, itu yang paling baru. Itu seperti saudara kembarnya Freeport. Di Papua ada Freeport dengan kandungan tembaganya, di Papua Nugini juga ada pertambangan OK Tedi," jelas Antung di Bontang, Kamis (8/6) petang.

(Baca: KNI targetkan produksi 290 ribu ton bahan baku peledak pada 2017)

Antung Pandoyo menjelaskan pasar ekspor terbesar PT KNI adalah Austalia dan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, serta Papua Nugini.

Ia mengatakan memang pernah ada pesanan dari Negara Afrika dan Amerika Latin, namun biaya logistik menuju ke sana dinilai tidak ekonomis. Di sisi lain, KNI siap mengekspor ke India asalkan ada pasar yang besar di negara Asia Selatan itu.

"Kami tentunya mencari negara yang kami bisa bersaing, kalau di kawasan regional ini, kita bisa capai dengan ongkos rendah itu di Malaysia, Filipina, Australia, dan Papua Nugini," jelas dia.

"India jauh," lanjutnya. "Tapi kalau dapat pasar yang lebih besar, kami ke India."

Kendati demikian, Antung berharap pemerintah segera mengenakan bea impor amonium nitrat agar penggunaan produksi dalam negeri menjadi optimal.

Sebagai informasi, sebesar 80 persen produksi amonium nitrat digunakan
untuk keperluan industri batubara, dan sisanya dimanfaatkan untuk tambang mineral.

(Baca: KNI berharap pemerintah terapkan bea masuk impor amonium nitrat)

Pewarta: Alviansyah P
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017