Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) mengungkapkan, gelombang pasang yang melanda sejumlah kawasan pesisir di tanah air beberapa waktu lalu mengakibatkan kerugian senilai Rp13,3 miliar. Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi (Pusdatin) DKP, Saut P Hutagalung, di Jakarta, Selasa, menyatakan, wilayah yang terkena gelombang pasang yang mencapai lebih dari dua meter cukup luas mencapai 56 kabupaten di 14 provinsi. "Kerusakan tersebut umumnya menimpa rumah-rumah nelayan di pinggir pantai maupun kapal-kapal ikan yang tengah ditambatkan," katanya. Menurut laporan yang masuk dari daerah sampai 22 Mei 2007, tambahnya, kerugian terbesar diderita Propinsi Jatim sebanyak Rp3,2 miliar, Bengkulu, Rp2,6 miliar, Jogjakarta Rp2,2 miliar, Jateng Rp2,1 miliar, Jawa Barat sekitar Rp1,8 miliar. Sedangkan sisanya tersebar di propinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Sumut, Sumbar, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sementara itu wilayah terbesar yang terkena dampak gelombang pasang yaitu Jateng mencapai 10 kabupaten, disusul Jatim yang meliputi sembilan kabupaten, Lampung, Bengkulu, dan Sumbar masing-masing enam kabupaten, serta Jabar lima kabupaten. Saut menyatakan, saat ini DKP masih melakukan pendataan terhadap kerusakan dan kerugian yang diderita akibat gelombang pasang tersebut serta tindakan yang akan dilakukan dalam waktu dekat. "Saat ini yang sudah bisa dilakukan adalah upaya tanggap darurat untuk membantu para penduduk yang masih mengungsi," katanya. Upaya tanggap darurat tersebut, tambahnya, dilakukan bersama-sama dengan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas-PB) serta Departemen Sosial. Dia mengungkapkan, rencananya Rabu (23/5) Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi akan melakukan peninjauan ke Pelabuhan Muara Angke Jakarta Utara untuk mengetahui dampak kerusakan yang diakibatkan gelombang pasang.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007