Cirebon (ANTARA News) - Swasembada gula bisa diwujudkan salah satunya dengan merevitalisasi seluruh pabrik gula di Indonesia yang jumlahnya 54 pabrik, dengan kebutuhan dana diperkirakan Rp5,4 triliun atau Rp100 miliar untuk setiap pabrik. Menurut Ketua DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Anwar Asmali, dengan revitalisasi pabrik, maka rendemen tebu yang sangat mempengaruhi produktivitas, dapat ditingkatkan dari sekarang yang masih sangat rendah yakni 7,5 persen. "Tebunya sama, tetapi jika diolah di pabrik yang ada di Thailand bisa dapat 13 persen gula pasir, kalau di Australia bisa dapat 16 persen. Jadi revitalisasi mesin pabrik merupakan kebutuhan mutlak yang harus dilaksanakan untuk memacu produksi gula pasir dalam negeri," kata Anwar Asmali di Cirebon, Rabu malam. Anwar mengaku dihadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 26 April lalu, ia sudah mengungkapkan perlunya revitalisasi dari 54 pabrik gula yang ada di Indonesia. "Jadi perlu dana Rp5,4 triliun tetapi manfaatnya sangat besar karena terjadi penambahan produksi gula 20 persen tanpa penambahan areal tanam tebu," katanya. Ia menjelaskan, rata-rata rendemen tebu di Indonesia hanya 7,5 persen dengan hasil produksi 2,4 juta ton, dengan perbaikan mesin pabrik maka diharapkan rendemen rata-rata bisa 9 persen sehingga produksi bisa tercapai 2,88 juta ton. "Dengan revitalisasi saja, sudah mampu swasembada gula, belum lagi adanya pertambahan areal tebu akibat adanya marjin keuntungan yang tinggi dari usaha tani lain," katanya. Ia mengungkapkan, saat ini saja rata-rata penambahan areal tebu di Jawa Barat sudah mencapai 1.000 hektar per tahun karena petani mulai kembali melirik tanaman tebu yang lebih menguntungkan dibanding komoditi lain. Senadan dengan Anwar, Direktur PT PG Rajawali II, Bambang Prijono, juga mengungkapkan perlunya upaya pemerintah merevitalisasi pabrik gula untuk meningkatkan produksi gula. PT Pabrik Gula Rajawali II yang membawahi lima pabrik gula di Jawa Barat, menurut Bambang, memerlukan dana Rp500 miliar untuk revitalisasi sehingga kapasitas olah tebu bisa ditingkatkan dari 13.700 ton tebu per hari menjadi 20.000 ton tebu per hari. Ia menjelaskan, revitalisasi mesin mulai dari boiler sampai mesin giling diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas giling, tetapi juga mampu meningkatkan rendemen gula sampai sembilan setengah persen dari sekarang yang rata-rata sekitar 7,8 persen. "Target kita jika revitalisasi pabrik itu berjalan disertai peningkatan produksi tebu per hektar maka produksi gula bisa naik dari sekarang 140.000 ton menjadi 180.000 ton per tahun," katanya. Ia juga mengungkapkan, produksi tebu yang dihasilkan saat ini masih 75 persen dari potensinya, antara lain dari kendala ketersediaan air dan perlunya peningkatan kesuburan tanah dengan penambahan pupuk organik. "Saya punya target produksi tebu per hektar bisa mencapai 840 kuintal per hektar, sementara saat ini sekitar 750 kuintal per hektar," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007