Banda Aceh (ANTARA News) - International Organization for Migration (IOM) telah memberikan bantuan usaha kecil kepada 818 mantan pejuang perempuan, atau dikenal dengan istilah "Inong Balee", untuk membangun kembali hidup mereka. Manajer Program Paska Konflik dan Reintegrasi IOM, Mark Knight, di Banda Aceh, Kamis, mengatakan bantuan usaha kecil tersebut sebagai bagian dari program pemberian bantuan kepada 4.957 mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan tahanan politik. Program yang didanai oleh Pemerintah Jepang telah memberikan bantuan kepada ratusan Inong Balee, untuk mendirikan usaha kecil yang sukses, yakni usaha pertanian atau peternakan, melalui pelayanan yang disediakan oleh 10 kantor Pelayanan Informasi, Konseling, dan Rujukan (PIKR) di wilayah Aceh. Menyediakan bantuan usaha kecil untuk para mantan Inong Balee adalah bagian penting dari program Reintegrasi IOM di Aceh, karena perempuan memainkan peranan penting selama masa konflik, tetapi seringkali dilupakan sejak penandatanganan MoU pada tahun 2005. "Konsekuensi terberat, karena konflik sering dirasakan oleh perempuan, hidup mereka akan berada dalam resiko ketika mereka ditangkap dan ditahan. Para perempuan tersebut juga sering dipukul atau mengalami pelecehan seksual," katanya. "Apakah mereka membawa senjata atau tidak, jika mereka bertugas sebagai mata-mata, menyediakan segala keperluan logistik, memasak, atau memberikan bantuan lain untuk mendukung GAM, menurut pandangan PBB, mereka tetap dianggap sebagai pejuang perempuan," tambah Knight. Para mantan pejuang perempuan telah mulai mendirikan berbagai jenis usaha kecil, dan banyak diantaranya yang berhasil. Salah satu mantan Inong Balee di Aceh Besar telah berhasil mendirikan usaha kios ponsel yang sukses, yang diharapkan bisa membantu mencapai keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. "Sambil sekolah saya bisa jaga usaha ini. Hasilnya mudah-mudahan bisa membuat keinginan saya menjadi dokter tercapai," ujar Cut Risa. Salah satu mantan Inong Balee di Calang, memulai usahanya dengan kios dan barang-barang dagangan yang disuplai oleh IOM, kemudian dari keuntungan yang diperoleh dari usahanya tersebut, dia berhasil mendirikan sebuah usaha warung kopi, dan penghasilan hariannya meningkat sebanyak lima kali lipat sejak diberikan bantuan. Di Aceh Tengah, beberapa mantan pejuang perempuan sudah membangun bisnis usaha kopi atau merehabilitasi kebun kopi mereka dengan bantuan dari program reintegrasi ini. Staf PIKR menyediakan layanan konseling kepada para mantan kombatan dan tahanan politik, membantu mengidentifikasi usaha kecil, kegiatan pertanian, dan perikanan yang efektif dan berkelanjutan, serta mendampingi proses pembelian segala material untuk memulai dan menjalankan usaha tersebut. Setiap orang mendapatkan bantuan sebesar 10 juta rupiah dalam bentuk barang dan jasa.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007