Ramallah (ANTARA News) - Israel menangkap 33 pajabat senior HAMAS dalam penyerbuan di seluruh Tepi Barat Sungai Jordan sebelum fajar Kamis, dan memperluas aksi terhadap partai yang memerintah di Palestina itu dalam reaksi terhadap lebih dari satu pekan serangan roket gencar dari Jalur Gaza. Para pejabat tersebut meliputi Menteri Pendidikan Nasser Edding Ash-Shaer di Nablus, tiga anggota parlemen dan enam walikota, termasuk walikota Nablus dan Qalqilya, Adli Yaish dan Wajih Qawwas, kata beberapa saksi mata Palestina. Anggota parlemen yang ditangkap adalah Hamid Bitawi dan Raid Abu Sir, keduanya dari Nablus, dan orang ketiga dari Tulkarem. Menteri Pertahanan Israel Amir Peretz mengatakan penangkapan itu adalah "pesan" buat HAMAS bahwa Israel tak mentolerir penembakan roket. "Saya kira kami telah memperlihatkan semua penahanan diri yang diperlukan, dan saya kira saat ini kami akan melakukan setiap tindakan yang dapat berdampak pada pemulihan ketenangan," kata Peretz kepada Radio Tentara Israel. Tindakan jenis ini tak menciptakan bentrokan dan pertumpahan darah lebih lanjut, katanya. Ia menganggap tindakan tersebut benar. Tetapi jurubicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeinah, dengan keras mengutuk penangkapan itu, dan menyebutnya tindakan penghukuman dan balas dendam yang hanya akan meningkatkan ketegangan dan memiliki konsekuensi besar. Menteri Penerangan Moustafa Barghouti, pada suatu taklimat di Ramallah, Tepi Barat, menyebut penangkapan tersebut sebagai serangan terhadap lembaga Palestina yang dipilih secara demokratis, dan menyerukan "tekanan langsung serta segera atas Israel agar menghentikannya". Pimpinan politik HAMAS di Damaskus, Suriah, juga mengeluarkan pernyataan yang mengecam penangkapan itu, dan mengatakan HAMAS takkan "mengubah ideologinya mengenai penentangan terhadap pendudukan dengan segala cara yang mungkin, terutama perlawanan militer". Wakil jurubicara Departemen Luar Negeri AS Tom Casey mengatakan Amerika Serikat telah menghubungi pejabat Israel untuk "menyampaikan keprihatinan AS" mengenai penangkapan tersebut. "Meskipun kami memahami dan menghormati perlunya bagi Israel untuk mempertahankan diri, kami benar-benar berharap mereka melakukan pertimbangan mengenai konsekuensi tindakan mereka, termasuk dampaknya terhadap kemampuan untuk mendorong sejenis dialog yang kami harap dapat terjadi," kata Casey. Lebih dari 40 orang dari 132 anggota parlemen Palestina saat ini berada di dalam penjara Israel, kebanyakan dari mereka belum diajukan ke pengadilan. Serangan di Gaza Kamis larut malam, enam lagi serangan Israel dilancarkan di Jalur Gaza terhadap sasaran HAMAS dan Jihad Islam di Rafah, Khan Younis, kamp pengungsi pantai dan Kota Gaza. Satu serangan menghantam daerah di dekat kanot Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya. Militer Israel menyatakan sasaran adalah bangunan yang digunakan oleh organisasi HAMAS, tapi para pejabat Palestina mengatakan itu adalah posi keamanan di dekat kantor Haniya. Satu sasaran lain, markas pasukan keamanan pimpinan HAMAS di Kota Gaza, telah dibom pada hari yang sama oleh pesawat tempur F-16 Israel. Serangan keenam dilancarkan tak lama setelah tengah malam dan menghantam satu bangunan tempat pertukaran mata uang asing di Kota Gaza. Menyusul serangan sebelumnya terhadap bangunan serupa, militer Israel menyatakan telah menyerang kantor yang menyalurkan uang buat pejuang Palestina. Menurut pekerja medis Palestina, sedikitnya delapan orang cedera dalam serangan tersebut, demikian DPA.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007