Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengingatkan bangsa ini harus banyak belajar menangani bencana, terutama bencana tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam, gempa bumi di DIY-Jateng dan semburan lumpur panas di Sidoarjo. "Kita harus banyak belajar dari kondisi pasca-bencana tersebut," katanya dalam seminar "Belajar dari Pengalaman Satu Tahun Gempa Bumi di DIY-Jateng", di Yogyakarta, Minggu. Di Yogyakarta, kata menteri, kebijakan penanganan bencana yang diambil pemerintah daerah terutama untuk proses rekonstruksi dan rehabilitasi rumah korban gempa diserahkan kepada masyarakat sendiri. Berbeda dengan di Aceh, karena pemerintah daerah setempat lumpuh, maka seluruh fungsi penanganan bencana diambil pemerintah pusat dengan membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). Sedangkan di DIY-Jateng, pemerintah daerah masih berjalan dengan baik, sehingga masih bisa memimpin sendiri proses rekonstruksi dan rehabilitasi pascabencana. "Apalagi budaya gotong royong di DIY-Jateng masih hidup di masyarakat, sehingga sangat membantu proses penanganan bencana pascagempa," kata Mendiknas. Hal itu dapat dibuktikan dengan penyerapan dana yang baru 55 persen, sementara rekonstruksi dan rehabilitasi sudah mencapai 80 persen, bahkan korban gempa yang menempati kembali rumah itu sudah 90 persen. "Sedangkan dana yang dialokasikan pemerintah pusat untuk penanganan gempa di DIY-Jateng sebesar Rp5,4 triliun," katanya. Mendiknas menambahkan tahapan rekonstruksi dan rehabilitasi pascagempa di DIY-Jateng berjalan cukup cepat, karena didukung peran masyarakat lokal dan internasional. "Karena itu proses penanganan pascagempa di DIY-Jateng diakui salah satu yang tercepat di dunia," katanya. Namun menteri mengingatkan masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, yaitu rekonstruksi dan rehabilitasi sarana dan prasaranan pendidikan. "Masih ada 38 persen sekolah dan tujuh persen perguruan tinggi yang perlu direhabilitasi dan direkonstruksi," katanya. Mendiknas berharap tahun ini rekonstruksi dan rehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan itu selesai. Selain sarana dan prasarana pendidikan, menteri mengatakan korban cacat akibat gempa juga perlu diberi bantuan yang saat ini ada sekitar 2.000 penyandang cacat. "Mereka harus diberdayakan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga," kata Bambang Sudibyo. Bantuan keuangan Sementara itu, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, mengemukakan pemerintah saat ini sedang mengupayakan bantuan untuk korban gempa yang rumahnya rusak sedang dan ringan. "Untuk bantuan rumah roboh dan rusak berat sebagian besar sudah diselesaikan. Sekarang diajukan bantuan untuk rumah rusak sedang dan ringan," katanya. Rencananya bantuan untuk rumah rusak sedang sebesar Rp4 juta per kepala keluarga (KK), sedangkan untuk rumah rusak ringan Rp1 juta per KK. Berdasarkan data jumlah rumah yang rusak sedang sebanyak 96.000 unit dan rusak ringan 162.000 unit. (*)

Copyright © ANTARA 2007