Bandarlampung (ANTARA News) - Aksi kawanan gajah Sumatera dari hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)-Lampung, kembali menelan korban, dua orang warga Ulu Semong, Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus, diserangnya hingga tewas. Informasi diperoleh ANTARA Bandarlampung menyebutkan, kawasan gajah liar yang berjumlah 5-6 ekor itu pada Jumat (25/5) malam di Dusun Penangkulan, Pekon (Kampung) Ulu Semong, Kec. Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus kembali mencederai hingga tewas Bainem (40) dan anak bungsunya, Evi (3), warga Pekon Gunungsari di Ulu Belu. Tubuh kedua korban tewas itu diduga kuat akibat amukan kawanan gajah liar yang selama ini memang dikenal sangat ditakuti warga sekitar hutan di Tanggamus dan Lampung Barat itu, ditemukan warga sekitar dalam kondisi mengenaskan dengan luka-luka berat bahkan telah tercerai berai tidak jelas lagi bentuknya, terutama tubuh Bainem. Menurut beberapa warga di sana, saat itu diketahui adanya kelompok gajah liar dari kelompok "Davit Cang" (Davit si pincang, julukan pimpinan kawanan itu), yang masuk ke perkampungan dan mendekati gubuk-gubuk warga di kampung itu. Bainem bersama suaminya, Muzari (47) dan kedua anaknya Evi dan Beti, berusaha mengungsi serta menghindari gajah-gajah itu dengan berlari menjauh. Namun hanya Muzari dan satu anaknya, Beti yang berhasil selamat, sedangkan Bainem dan Evi menjadi korban keganasan kawanan gajah liar "Davit Cang", karena tertinggal di belakang saat suami dan satu anaknya yang lain berlari menghindari amukan gajah liar tersebut. Kawanan Davit Cang itu memang telah didesak warga untuk segera direlokasi ke hutan yang lebih dalam agar tidak mengusik dan menimbulkan korban jiwa lagi. Pelaksana Tugas Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Ir Lusman Pasaribu MSc membenarkan musibah tewasnya lagi dua orang warga yang dipastikan akibat korban amukan gajah liar kawanan "Davit Cang" itu. "Benar, keduanya menurut laporan dari lapangan memang tewas akibat amukan gajah liar," ujar Lusman pula. Dia juga memastikan kawanan gajah itu adalah rombongan "Davit Cang" yang selama ini terus dipantau dan diamat-amati dengan dukungan satellite-collar yang dipasang pada salah satu badan kawanan gajah liar tersebut. Namun menurut Lusman, pada saat diperkirakan lewat pemantauan gerakannya kawanan gajah liar itu akan mendekat ke perkampungan tempat korban itu jatuh, kendati warga lain berhasil mengungsikan diri, ternyata mereka masih berada di lokasi kejadian. "Kami pastikan daerah yang dilewati kawanan gajah itu adalah jalur lintasan tradisional gajah liar di sana. Kami dapat informasi, sebelumnya warga termasuk korban sudah diminta untuk mengungsi," ujar Lusman lagi. Tapi dia belum memastikan lokasi kejadian tewasnya ibu dan anaknya itu, berada di dalam kawasan hutan (lindung) atau sudah masuk ke perkampungan dan permukiman penduduk. "Petugas tengah dikerahkan ke lapangan untuk mengusir gajah liar itu, sekaligus mengecek lokasi yang sebenarnya untuk memastikan di dalam hutan atau bukan," kata Lusman pula. Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Lampung, Ir Agus Harianta MSc belum bisa dikonfirmasi lebih lanjut, karenanya HP-nya sedang tidak aktif kendati telah berkali-kali dihubungi hingga Minggu (27/5) malam. Peratin (Kepala Kampung) Ulu Semong di Ulu Belu-Tanggamus, Darwin, juga belum dapat dihubungi karena lokasi yang cukup terpencil di salah satu kabupaten di Lampung itu. Namun dipastikan, hingga saat ini kawanan gajah liar "Davit Cang" itu setidaknya telah menimbulkan enam orang warga Kabupaten Tanggamus yang tewas akibat amukannya, sejak Juli 2006 lalu. Hingga kini juga belum dipastikan upaya relokasi kawanan gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang dikenal ganas dan telah menimbulkan cukup banyak korban jiwa itu. Di dalam kawasan hutan di Lampung, termasuk hutan TNBBS diperkirakan masih hidup 600--700 ekor gajah liar yang belakangan diketahui sering keluar hutan dan menimbulkan keresahan bagi masyarakat di sekitarnya karena belum ada solusi menyelesaikan konflik gajah liar dengan manusia itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007