Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah merencanakan rasio utang pemerintah pada tahun 2008 hanya akan mencapai sekitar 35,2 persen dibanding pada APBN 2007 yang mencapai sekitar 37 persen dari produk domestik bruto (PDB). "Rasio utang pemerintah terus turun dari kurang lebih 54 persen pada 2004 menjadi 48 persen pada 2005 dan diperkirakan 37 persen dalam APBN 2007, stok utang terus menurun," kata Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin. Menurut Paskah, pemerintah terus menerapkan kebijakan untuk menurunkan rasio utang sehingga ditargetkan mencapai sekitar 31,8 persen pada 2009, khususnya untuk pinjaman luar negeri baik bilateral maupun multilateral. "Jumlah penarikan pinjaman lebih rendah/sedikit dibanding dengan jumlah yang dibayarkan, artinya stok pinjaman luar negeri terus menurun," katanya. Mantan anggota DPR itu menyebutkan, pemerintah memang menerbitkan surat utang dalam negeri dalam berbagai bentuk untuk mengurangi pinjaman luar negeri. "Untuk menutup defisit, tentunya kita tidak hanya melalui pinjaman luar negeri tapi kita mengkombinasikan antara optimalisasi anggaran, penerbitan surat utang negara, dan terakhir baru pinjaman luar negeri," katanya. Pada 2007 ini, jelas Paskah, pemerintah merencanakan hanya akan menarik pinjaman luar negeri sebesar sekitar 1,7 miliar dolar AS dari jumlah pinjaman luar negeri 2007 yang telah disetujui DPR sebesar 4 miliar dolar AS. "Untuk menutup defisit APBN 2007, kita akan melakukan optimalisasi anggaran dan penerbitan SUN yang lebih fleksibel dibanding pinjaman luar negeri," tegas Paskah.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007