Darwin (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumberdaya Minteral (ESMD) Purnomo Yusgiantoro tiba di Darwin, Selasa pagi, untuk bergabung dengan para menteri energi dari 20 anggota Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) lainnya, di pertemuan puncak ke-delapan mereka. "Pak Menteri Purnomo Yusgiantoro sudah tiba Selasa pagi ini," kata Sekretaris I/Pensosbud Konsulat RI Darwin, Buchari Hasnil Bakar. Menteri Purnomo tiba di Darwin dari Kuala Lumpur setelah mengikuti kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono guna menghadiri Forum Ekonomi Dunia Islam ketiga atau "The 3rd World Islamic Economic Forum (WIEF) di Gedung Putra World Trade Center (PWRC), katanya. Terkait dengan agenda pertemuan para menteri energi dari 21 anggota ekonomi APEC (EMM8) yang berlangsung di gedung Parlemen Darwin dari sekitar pukul 09.00 hingga 17.00 waktu setempat itu, informasi media center EMM8 menyebutkan, pertemuan tersebut dimulai dengan acara penyambutan seluruh delegasi. Kemudian, direktur eksekutif APEC dan direktur eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) secara berturut-turut menyampaikan pemaparan tentang prioritas-prioritas kebutuhan energi forum kerja sama itu saat ini, serta berbagai tantangan dan peluang terkait dengan keamanan energi di tingkat regional dan global. Dialog antara pemerintah dan kalangan swasta bidang energi yang dihadiri para menteri dan jaringan pengusaha energi APEC berlangsung setelah pemaparan dua direktur eksekutif itu sebelum dilanjutkan dengan laporan kelompok kerja energi APEC tentang tantangan dan peluang bagi APEC terkait dengan produksi dan pemakaian energi yang bersih dan efisien. Presiden Pusat Riset Energi Asia Pasifik memaparkan berbagai isu penting menyangkut bagaimana meningkatkan keamanan pasokan minyak, mencapai efisiensi dan diversitas yang lebih besar dalam sektor energi transpor, serta masalah sektor transportasi yang menjadi pengguna utama minyak dan implikasinya terhadap keamanan energi dan pembangunan berkelanjutan. Pada Selasa sore sekitar pukul 16.45 waktu setempat, para menteri energi APEC menandatangani Deklarasi Darwin tentang "Mencapai Keamanan Energi dan Pembangunan Berkelanjutan Melalui Efisiensi, Konservasi, dan Diversitas". Mengenai Deklarasi Darwin itu, dalam pertemuan tingkat pejabat tinggi, sempat terjadi perbedaan alot di antara para delegasi setelah delegasi Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan bersikeras dengan rencana pembentukan Asosiasi Penyelamat Nuklir Kawasan (RANS). Delegasi Indonesia dan Republik Rakyat China (RRC) tidak setuju dengan rencana tersebut dengan argumentasi bahwa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) merupakan satu-satunya organisasi yang kredibel membahas masalah nuklir. Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi ESDM, J.Purwono, mengatakan, Indonesia dan China tidak setuju dengan soal rencana pembentukan `Regional Association of Nuclear Safeguard` (RANS) dalam `preparatory meeting` (pertemuan persiapan) pertemuan menteri energi ke-delapan APEC hari Minggu (27/5) itu karena Indonesia menginginkan semua masalah yang terkait dengan energi nuklir diatur hanya oleh IAEA. Purwono mengatakan, telah ada kesepakatan bahwa RANS "belum akan dibentuk" sebagai jalan tengah dari perdebatan alot tentang masalah ini. "Kita memang tidak perlu membikin organisasi-organisasi kenukliran yang sifatnya regioal karena kita kan bicaranya forum APEC yang terfokus pada kerja sama ekonomi. Masalah nuklir itu kan sudah teknis sekali. Jadi kita berkiblat pada IAEA saja," katanya di balik sikap Indonesia yang kokoh terkait isu pembentukan RANS tersebut. Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu TM Hamzah Thayeb yang masuk dalam delegasi RI dalam pertemuan persiapan tersebut mengatakan, IAEA merupakan badan yang paling berwenang membahas masalah nuklir, bukan forum APEC. Indonesia mengirim delegasi beranggotakan 13 orang yang berasal dari unsur Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Departemen Luar Negeri (Deplu) untuk pertemuan menteri energi APEC ke-delapan di Darwin itu. Selain Indonesia, Australia dan AS, 18 anggota APEC lainnya adalah Brunei, Kanada, Chile, RRC, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini , Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007