Beijing (ANTARA News) - Rencana beberapa kota di China membuka lowongan pembantu rumah tangga dari negara lain, khususnya Filipina, menimbulkan perdebatan hangat di kalangan warganet.

Media daring Filipina, Philstar.com, sebelumnya melaporkan bahwa lima kota di China, di antaranya Beijing, Shanghai, dan Xiamen akan mempekerjakan tenaga asing dari Filipina sebagai PRT.

Namun Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Rumah Tangga di Shanghai, Zhou Juemin, Rabu, mengungkapkan bahwa beberapa pembantu rumah tangga asal Filipina sudah bekerja di kota terbesar di daratan Tiongkok itu.

"Namun sebagian besar dari mereka ilegal," katanya sebagaimana dikutip oleh Global Times milik partai berkuasa di China.

Zhou menganggap bahwa Shanghai masih belum siap menerima para pekerja dari Filipina itu.

Selama mereka masih belum bisa berbaur dengan keluarga majikan setempat, maka tidak akan bisa bekerja di China.

Zhou menyebut beberapa pekerja dari Filipina tidak memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni sehingga mereka tidak bisa memberikan pelayanan yang baik kepada majikannya.

Pakar perburuhan domestik tersebut juga menyatakan bahwa Shanghai tidak memiliki sistem manajemen yang mengatur tentang pola rekrutmen PRT asing.

Hal itu berbeda dengan Hong Kong yang sudah lama memiliki aturan tersebut yang mempersyaratkan kualifikasi tertentu terhadap PRT asing.

Peraturan di China menyebutkan bahwa hanya keluarga asing yang telah memenuhi syarat yang diizinkan untuk merekrut PRT asing.

Sementara itu, informasi yang dihimpun Antara di Hong Kong menyebutkan bahwa sampai saat ini terdapat 190 ribu PRT asal Filipina dan 154 ribu dari Indonesia yang bekerja secara legal di bekas koloni Inggris tersebut.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017