Kurs dolar AS yang cenderung melemah terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia memberikan momentum bagi rupiah untuk kembali terapresiasi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak menguat sebesar 13 poin menjadi Rp13.313 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.326 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Kurs dolar AS yang cenderung melemah terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia memberikan momentum bagi rupiah untuk kembali terapresiasi," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan bahwa dukungan positif bagi rupiah juga datang dari situasi politik di Amerika Serikat yang belum kondusif. Belum jelasnya arah pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump hingga pertengahan tahun ini dan rencana bank sentral AS (The Fed) untuk kembali menaikan suku bunganya yang belum ada kepastian juga masih menjadi sentimen negatif bagi dolar AS.

Selain itu, lanjut dia, pergerakan mata uang euro yang juga menguat menambah sentimen positif bagi mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.

Kendati demikian, ia mengatakan, harga minyak mentah dunia yang mengalami koreksi membatasi laju rupiah lebih tinggi. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 0,71 persen menjadi 48,68 per barel, dan Brent Crude turun 0,71 persen menjadi 51,64 per barel.

Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga menambahkan bahwa level inflasi tahunan Indonesia pada Juli 2017 di 3,88 persen yang masih berada dalam target Bank Indonesia yaitu 3-5 persen menjaga harapan positif bagi pelaku pasar.

"Bank Indonesia mungkin akan terus mempertahankan kebijakan moneter netral dalam jangka pendek hingga menengah seiring dengan semakin stabilnya inflasi dan membaiknya kondisi ekonomi makro.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini (4/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.324 dibandingkan hari sebelumnya (Kamis, 3/8) Rp13.330 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017