Ke depannya pasar modal Indonesia juga akan semakin matang untuk bersaing baik dalam segi literasi, produk, maupun dalam menjalin kerja sama antarpemangku kepentingan (stakeholders)...."
Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejak diaktifkannya kembali oleh pemerintah pada 10 Agustus 1977, nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia terus mengalami pertumbuhan hingga 2,34 juta kali menjadi Rp6.400,11 triliun.

"Jika pada tahun 1977 nilai kapitalisasi Pasar Modal Indonesia baru mencapai Rp2,73 miliar maka per 31 Juli 2017 nilai kapitalisasi Pasar Modal Indonesia sudah mencapai Rp6.400,11 triliun," papar Direktur Utama BEI Tito Sulistio dalam "Peringatan 40 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia" di Jakarta, Jumat.

Nilai kapitalisasi pasar menunjukkan nilai efek yang tercatat di bursa saham atau hasil perkalian antara jumlah saham yang dicatatkan dengan harga saham perusahaan tercatat (emiten).

Ia menambahkan bahwa di tahun 1977 posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di level 98 poin, sementara per akhir Juli tahun ini IHSG berada di 5.840,93 poin.

Ia menambahkan bahwa dengan di bawah koordinasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BEI bersama dengan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) optimistis Pasar Modal Indonesia akan semakin membaik dari sisi infrastruktur penunjang perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien.

"Ke depannya pasar modal Indonesia juga akan semakin matang untuk bersaing baik dalam segi literasi, produk, maupun dalam menjalin kerja sama antarpemangku kepentingan (stakeholders). Pasar Modal Indonesia juga akan semakin siap untuk bersaing secara global," katanya.

Tito Sulistio memaparkan sejak awal tahun ini hingga akhir Juli 2017, IHSG tercatat menguat sebesar 10,27 persen menjadi 5.840,94 poin pada 31 Juli 2017. Tercatat pada 3 Juli 2017, IHSG sempat mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia di level 5.910,24 poin.

Ia menyebutkan kinerja IHSG relatif lebih baik dibandingkan indeks di beberapa bursa Asia, seperti indeks Bursa Malaysia (7,21 persen), Shanghai China (5,46 persen), Nikkei Jepang (4,24 persen), dan Thailand SET (1,98 persen).

Sementara itu rata-rata nilai transaksi harian saham periode Januari-Juli 2017 sebesar Rp7,51 triliun, mengalami penguatan sebesar 24,50 persen dibandingkan dengan periode sama di 2016, yaitu sebesar Rp6,03 triliun.

Sedangkan rata-rata frekuensi transaksi harian saham periode Januari-Juli 2017 mencapai 314.550 kali, meningkat sebesar 27,37 persen dibandingkan dengan periode sama di 2016, yaitu sebanyak 246.964 kali transaksi.

Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian saham pada periode itu mencapai 12,89 miliar saham atau mengalami kenaikan sebesar 136,14 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2016 sebanyak 5,46 miliar saham.

Nilai transaksi investor asing di sepanjang Januari-Juli 2017 masih membukukan beli bersih dengan nilai Rp6,73 triliun atau turun jika dibandingkan beli bersih investor asing sebesar Rp16,17 triliun di sepanjang tahun lalu.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017