Jakarta (ANTARA News) - Menjelang peringatan hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni 2007 , Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nurwahid mengimbau bangsa Indonesia untuk kembali menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. "Ini adalah suatu momentum yang kuat untuk mengingatkan orang tentang pentingnya melaksanakan nilai-nilai dalam Pancasila," katanya setelah memberikan pemaparannya dalam diskusi "Quo Vadis Pengadilan Tipikor", di Jakarta, Kamis. Hidayat pun mengajak bangsa Indonesia untuk menjadikan berbagai peristiwa yang menimpa bangsa ini beberapa waktu terakhir menjadi sebuah pelajaran untuk kembali menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kasus tertembaknya sejumlah warga di Pasuruan Jawa Timur oleh aparat Korps Marinir TNI-AL Hari Rabu (30/5) dan kasus penggunaan dana nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dalam pemilihan Presiden 2004 merupakan salah satu di antara beragam masalah bangsa Indonesia. Hidayat mengatakan, masalah-masalah tersebut harus diselesaikan dengan berlandaskan semangat Pancasila dan tidak dengan saling melempar kesalahan yang berujung pada fitnah. Fitnah dapat berakibat fatal pada keutuhan dan kesatuan bangsa. "Jangan hanya saling tuding dan memfitnah. Fitnah tidak sesuai dengan perikemanusiaan yang adil dan beradab, fitnah akan menghadirkan kondisi yang tidak memungkinkan munculnya persatuan dan kesatuan Indonesia," katanya. Selain itu, katanya, fitnah juga tidak akan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia serta bertentangan dengan sila pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa. "Tidak ada suatu agama mana pun yang memperbolehkan fitnah," katanya. Ia juga mengimbau kepada seluruh pemimpin bangsa serta tokoh-tokoh nasional untuk berlomba-lomba memanfaatkan peringatan kelahiran Pancasila dengan melaksanakan nilai-nilai luhur Pancasila dalam menyelesaikan persoalan bangsa. "Momentum besok penting untuk mengembalikan kesadaran hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, menghindari fitnah, berbasis penegakan hukum dan kejujuran. Jangan sampai beragam peristiwa yang kita alami disikapi dengan jauh dari semangat Pancasila," ujarnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007