Grobogan (ANTARA News) - Ratusan biksu dari berbagai dewan sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) melakukan prosesi pengambilan api dharma Waisak 2007 di sumber api alami Mrapen, Kabupaten Grobogan, Kamis, dalam rangka perayaan Waisak tahun 2007. Pengambilan api dilakukan Ketua DPP Walubi, Siti Hartati Murdaya dan salah seorang pimpinan biksu, kemudian diletakkan di depan altar di dekat tempat itu yang dihiasi dengan sebuah patung Buddha dan aneka warna lilin, serta bunga. Para biksu dari setiap dewan sangha Walubi secara bergantian melakukan doa dan pembacaan parita. Sejumlah biksu lainnya melakukan pradaksina di sumber api alami itu. Api dharma Waisak kemudian diarak dengan menggunakan mobil bak terbuka yang telah diberi berbagai hiasan dan pengawalan aparat menuju ke Candi Mendut di Kabupaten Magelang menempuh waktu sekitar tiga jam. Ketua Panitia Api Alam Waisak Romo Soedjito Kusumi Kartika membacakan makna api dalam upacara Waisak. Api dharma, katanya, lambang pancaran cahaya yang menghapuskan keadaan suram supaya menjadi terang dan api memberikan semangat menembus ketidaktahuan dalam kehidupan umat manusia. "Dengan pancaran penerangan akan menjadikan kehidupan terayomi oleh tuntunan dharma yang mampu melepaskan manusia dari belenggu penderitaan," katanya. Bupati Grobogan Bambang Pujiono dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten II, Pangkat Joko Widodo, menyatakan selamat merayakan Waisak bagi umat Buddha. Waisak, katanya, mengajak umat merenungkan dan mawas diri, serta meningkatkan peranannya dalam pembangunan berbagai aspek kehidupan masyarakat pada era otonomi daerah. Siti Hartati Murdaya menyatakan bersyukur pada perayaan Waisak 2007 ini, umat Buddha melestarikan tradisi pengambilan api dharma dari Mrapen untuk diarak ke Candi Mendut. Api dharma sebagai salah satu sarana utama meditasi umat Buddha saat detik-detik Waisak yang jatuh 1 Juni 2007 tepat pukul 08.03 WIB. Pada Hari Waisak (1/6) api dharma dari sumber api Mrapen dan air berkah yang diambil dari sumber air Umbul Jumprit, lereng Gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung (30/5) akan diarak umat dari Candi Mendut menuju Borobudur sebagai sarana pujabakti. "Api alam Mrapen ini diharapkan menjadi lambang pancarana sinar terang yang mengubah kondisi suram menjadi terang bagi diri, masyarakat, bangsa, kalau diri sendiri terang maka terang pula bangsa ini," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007