Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak naik 11 poin menjadi Rp13.327 per dolar AS.

Menurut Analis Monex Investindo Futures, Faisyal, dolar AS sedang berada di bawah tekanan setelah tingkat pengangguran di Amerika Serikat menunjukkan kenaikan menjadi 4,4 persen, dan penambahan jumlah pekerjaan di bawah estimasi.

"Para ekonom memperkirakan ada 180.000 pekerja baru dan tingkat pengangguran di level 4,3 persen," kata Faisyal.

Data itu, ia menjelaskan, dapat menjadi indikasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) mungkin akan menjadi lebih ragu menaikkan suku bunga sehingga pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang dunia, termasuk rupiah, tertahan.

Faisyal mengatakan bahwa selain itu dolar AS juga masih mendapat tekanan dari sentimen politik di Amerika Serikat, yang dinilai juga kurang kondusif dan dikhawatirkan bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan pergerakan rupiah masih terbatas, pelaku pasar masih menjauhi sejumlah mata uang berisiko termasuk rupiah di tengah kondisi di semenanjung Korea yang belum kondusif.

"Adanya percobaan kembali peluncuran rudal balistik Korea Utara membuat permintaan atas aset-aset safe haven masih tinggi," kata Reza.

Dari dalam negeri, dia melanjutkan, pengumuman deflasi tampaknya juga mulai menjadi "amunisi" untuk mengangkat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017