Seoul (ANTARA News) - Satu-satunya reaktor nuklir Korea Utara (Korut) memulai kembali operasinya, setelah dihentikan bulan lalu, kata badan intelijen Korea Selatan (Korsel), Senin. "Reaktor Yongbyon, yang memproduksi bahan mentah atom untuk membuat bom, ditutup sekitar 10 hari lalu, tapi kembali beroperasi baru-baru ini," kata seorang juru bicara Badan Intelijen Nasional Korsel kepada AFP. Pabrik lima megawatt itu agaknya menangguhkan operasi karena masalah-masalah mesin, kata seorang pejabat intelijen yang dikutip kantor berita Korsel, Yonhap. Pejabat itu membantah sebuah laporan media bahwa Korut mungkin sedang menyiapkan bagi penutupan yang permanen sesuai dengan perjanjian perlucutan senjata Februari lalu, atau pemrosesan kembali bahan bakar itu menjadi plutonium yang dapat untuk membuat senjata. "Kami kira operasi reaktor itu dihentikan karena masalah mesin," kata pejabat itu . Berdasarkan tahap pertama perjanjian enam negara itu Korut harus menutup reaktor Yongbyon disaksikan para pemeriksa badan atom PBB. Tapi, negara itu menolak menaatinya sebelum menerima uang 25 juta dolar Amerika Serikat (AS) yang dibekukan di sebuah bank di Macau sejak 2005 sesuai dengan sejumlah sanksi yang diberikan AS. Pihak AS di Washington mengatakan, rekening itu tidak dibekukan sejak Maret 2007, tapi Korut menghadapi masalah untuk mencari sebuah bank asing untuk mentransfer uang itu lantaran dianggap bermasalah. Dalam satu pertemuan pada awal pekan ini, para Menteri Luar Negeri (Menlu) Korsel, China dan Jepang menyerukan semua pihak bersikap luwes untuk mengakhiri sengketa keuangan yang rumit itu. Menlu Korsel, Song Min Soon, Menlu, China Yang Jiech,i dan Menlu Jepang, Taro Abe, mengatakan bahwa adalah keinginan siapa pun untuk menghormati perjanjian Februari itu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007