Jakarta (ANTARA News) - Rapat kerja Komisi XI DPR menyepakati asumsi makro ekonomi 2008 yang meliputi pertumbuhan ekonomi 6,5-6,9 persen, inflasi 5,5-6,5 persen, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tiga bulan 7-8 persen dan nilai tukar rupiah Rp9.100 hingga Rp9.400 per dolar AS. Kesepakatan tersebut tercapai dalam rapat kerja Komisi XI DPR yang dipimpin Wakil Ketua Komisi XI DPR, Olly Dondokambey di Jakarta, Senin. Hadir dalam rapat itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda S. Goeltom. Dalam awal rapat tersebut, Komisi XI DPR menganggap target pertumbuhan ekonomi pemerintah pada 2008 sebesar 6,6-7,0 persen terlalu tinggi sehingga mengusulkan yang realistis adalah 6,5-6,9 persen. Menurut Menkeu, jika pertumbuhan ekonomi diusulkan untuk lebih rendah dari yang selama ini diusulkan pemerintah (6,6-7,0 persen), maka konsekuensinya inflasi bisa sedikit lebih rendah dari usulan semula sebesar 6,0 hingga 6,5 persen. "Menurut kami yang moderat adalah antara 5,5 - 6,5 persen," katanya. Sementara untuk asumsi kurs usulan sebesar Rp9.100 hingga Rp9.400 per dolar AS masih dalam range/kisaran yang dapat diterima terutama menyangkut neraca pembayaran. Sedangkan dari sisi SBI, jelas Menkeu, karena inflasi diperkirakan lebih rendah maka suku bunga SBI juga bisa lebih rendah dari usulan semula 7,5 hingga 8,0 persen menjadi 7,0 hingga 8,0 persen. Komisi XI DPR hanya membahas asumsi makro ekonomi yang menyangkut pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga SBI, dan kurs. Sementara asumsi harga minyak dan produksi minyak dibahas di Komisi VII DPR. Dalam rapat Komisi XI DPR itu juga mengemuka usulan dari sejumlah anggota DPR agar asumsi pertumbuhan ekonomi juga diikuti dengan penetapan angka-angka berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja dan pengurangan angka kemiskinan. Hasil rapat di Komisi XI DPR itu selanjutnya akan dibawa dalam pembahasan Panitia Anggaran DPR.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007