Jakarta (ANTARA News) - Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, Sarwono Kusumatmadja-Jeffrie Geovannie, menyatakan mundur dari jalur pencalonan partai dan memilih pindah jalur independen untuk bertarung pada Agustus 2007. "Menanggapi perkembangan terakhir seperti ini, kami berdua menyatakan mundur sebagai kandidat parpol, dan bertekad untuk maju sebagai kandidat independen," kata Sarwono, dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta, Senin. Dalam keterangan pers yang berlangsung di Jalan Simprug Golf X Jakarta Selatan tersebut, Sarwono yang didampingi oleh Jeffrie Geovannie dan tim sukses mereka mengemukakan sudah menutup pintu negosiasi untuk pencalonan melalui jalur partai. "Tidak ada lagi negosiasi dan perundingan. Kalau mau datang dan ngobrol-ngobrol sebagai teman dan juga numpang makan silakan saja," kata Sarwono. Atas sikap Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) DKI Jakarta yang mengusulkan untuk kembali mencalonkan figur Fauzi Bowo kepada DPP PAN, Sarwono menyatakan tidak kecewa. "Saya sama sekali tidak kecewa dan tegang. Mungkin giliran mereka yang tidak bisa tidur," paparnya. Ia menambahkan, ada kemungkinan pihak lain "melobi keras" beberapa partai yang semula mendukungnya. "Itu bisa saja ada, dan biasa buat saya. Namun, saya tidak lakukan itu kepada pihak lain," katanya menegaskan. Meski dalam Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Pemda) belum diatur tentang adanya pasangan calon gubernur atau wakil gubernur yang menggunakan jalur pencalonan non-partai politik, namun Sarwono tetap berkeyakinan memilih jalur tersebut. "Ada atau tidak ada aturan tersebut, saya akan tetap maju melalui jalur independen. Kalau memang persyaratannya harus mengumpulkan dukungan sebanyak satu hingga dua persen dari total jumlah pemilih itu mudah," ujarnya. Ia mengaku, memiliki jaringan sosial sebanyak 1.500 orang yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat dan organisasi. Meski mengaku tidak kecewa, namun Sarwono dan Jeffrie mempertanyakan komitmen partai politik yang semula mendukungnya, namun kemudian perlahan menarik dukungan. "Kita dikuasai oleh oligarki partai yang tidak mengindahkan pandangan kadernya dan juga opini publik. Saya tidak akan berdiplomasi lagi, dan juga tidak akan lagi menggunakan kata-kata bersayap," tuturnya. Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional (PAN) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Andi Anzhar, mengusulkan kembali Fauzi Bowo sebagai bakal calon gubernur (cagub) DKI Jakarta periode 2007-2012, karena sampai saat ini belum ada kejelasan pencalonan Sarwono Kusumaatmadja oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN. Dalam pilkada DKI Jakarta, DPP PAN mengusulkan Sarwono sebagai cagub DKI walaupun sebelumnya DPW mengusulkan Fauzi Bowo. Namun, hingga saat ini pencalonan Sarwono belum memenuhi syarat, karena suara partai yang mengusungnya masih di bawah 15 persen yang merupakan jumlah suara minimal untuk dapat mencalonkan cagub. Bahkan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga mengusung Sarwono menginginkan, agar cawagubnya adalah Rieke Diah Pitaloka, artis yang juga fungsionaris PKB, padahal sebelumnya Sarwono sudah dipasangkan dengan Jeffrie Giovanie yang merupakan kader PAN. Belum cukupnya suara partai yang mendukung Sarwono serta tidak pastinya cawagub, mengakibatkan Andi berpendapat, pencalonan Sarwono belum memiliki kejelasan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007