Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Senin, mengumumkan inflasi di Jakarta pada Mei 2007 tercatat 0,19 persen atau menurun dibandingkan April 2007 yang mencapai 0,25 persen. Kepala BPS DKI Jakarta, Sunari Sarwono, dalam konferensi pers di Balaikota Jakarta, Senin, memaparkan terdapat empat kelompok yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok sandang, kelompok kesehatan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. "Beberapa komoditi yang yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar antara lain biaya keamanan 0,1815 persen, minyak goreng 0,0335 persen, emas perhiasan sebesar 0,0299 persen, sewa rumah sebesar 0,0260 persen," katanya. Selain itu, masih menurutnya, komiditi lainnya yang menyubang inflasi adalah kontrak rumah sebesar 0.0239 persen, bawang merah 0,0199 persen, kentang sebesar 0,0190 persen, bensin 0,0183 oersen, telur ayam ras 0,0139 persen, tomat sayur sebesar 0,0135 persen dan anggur sebesar 0,0125 persen. "Inflasi yang terjadi pada Mei ini terutama diakibatkan oleh naiknya harga-harga pada kelompok perumahan, air, lustrik, gas, bahan bakar dan terutama sub kelompok penyelenggara rumah tangga," kata Sunari. Ia memaparkan pada Mei 2007, dari 45 kota yang diteliti, 23 kota mengalami inflasi dan 22 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Ambon sebesar 2,00 persen dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Palangkaraya sebesar 0,01 persen. "Jakarta sendiri menempati urutan 15 dalam perbandingan indeks harga konsumen dan inflasi pada Mei 2007 dari 45 kota," papar Sunari.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007