Jakarta (ANTARA News) - Salah satu hasil dari kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Singapura adalah kesepakatan dua universitas terkemuka dibidang teknologi yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Singapore University of Technology and Design (SUTD) bersama Yayasan Upaya Indonesia Damai (IUD) yang bermitra untuk mendukung pengembangan ekonomi berbasis Industri 4.0.
 
Nota kesepahaman (Mou) antara ketiga lembaga tersebut ditandatangani oleh Rektor ITB Prof Kadarsah Suryadi, Presiden Yayasan Upaya Indonesia Damai/United in Diversity Foundation (UID) Profesor Mari Elka Pangestu dan Pimpinan SUTD Lee Tzu Yang, yang disaksikan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee ShienLoong, di Singapura, Kamis.

Kemitraan tersebut diharapkan memberi kontribusi positif terhadap implementasi konsep Industri 4.0 yang tengah dikembangkan Pemerintah Indonesia dalam memacu pertumbuhan industri manufaktur nasional, memperkuat pengembangan sumber daya manusia (SDM) dibidang inovasi dan kewirausahaan, serta akses mereka ke dunia usaha.

Dalam keterangan pers yang diterima Antaranews di Jakarta, Kamis, nota kesepahaman dalam rangka peringatan 50 Tahun Hubungan Indonesia-Singapura itu meliputi enam bidang utama, yaitu:

  1. Pertukaran pendidikan dan penelitian antara SUTD dan ITB
  2. Pertukaran dosen,peneliti dan post doc fellows untuk tujuan kerja sama, pengajaran dan penelitian
  3. Program pascasarjana antara SUTD dan ITB. Kedua perguruan tinggi akan mengkaji kesempatan untuk menjalankan program gelar ganda (double degree) tingkat Ph D
  4. Yayasan Upaya Indonesia Damai, United in Diversity Foundation (UID) akan memfasilitasi kegiatan magang untuk mahasiswa SUTD tingkat sarjana
  5. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan melalui beragam aktivitas, rencana pembangunan entrepreneurship centres dan technoparks (termasuk rencana pembangunan technopark di Jakarta, Kura Kura Bali dan kota lainnya
  6. Kegiatan bersama seperti penelitian dan kolaborasi akademis, seminar, lokakarya, publikasi atau prakarsa dan program lainnya.

Diharapkan kemitraan tersebut mampu mendukung visi kedua pemerintahan untuk menghadapi revolusi teknologi di dunia saat ini, yang mengarah pada digitalisasi, termasuk revolusi teknologi dunia Industri 4.0 yang mengharuskan integrasi teknologi informasi dalam setiap tahapan produksi.

Presiden Jokowi dan Pemerintah Indonesia sendiri telah memiliki visi dan menyiapkan sejumlah program aksi untuk melakukan transisi dari perekonomian yang berbasis sumber daya alam (SDA) kepada ekonomi yang berbasis Industri 4.0 sebagai sumber pertumbuhan baru, penciptaan lapangan pekerjaan dan meningkatkan daya saing.

Program aksi nasional Industri 4.0 telah mengidentifikasi berbagai bidang prioritas antara lain infrastruktur industri, kolaborasi penelitian, fasilitasi UKM dan penciptaan lapangan pekerjaan baru, maupun peningkatan ketrampilan tenaga kerja.

"Dalam sektor prioritas itu juga termasuk smart manufacturing, piranti lunak industri, manufaktur yang ramah lingkungan dan berbasis teknologi/inovasi, dan jenis jasa-jasa baru seperti desain. Semua sektor ini juga menjadi prioritas ITB, sehingga kami  berharap banyak hal positif dari kolaborasi dengan pendekatan multi disiplin yang diterapkan oleh SUTD. Apalagi kurikulum STUD diciptakan dengan kerja sama dengan Massuchusetts Institute of Technology (MIT),"  kata Rektor ITB  Prof Kadarsah Suryadi.

Presiden Yayasan UID Mari Pangestu menambahkan, di masa depan kewirausahaan (entrepreneurship) dan inovasi harus  menjadi prioritas dalam pengembangan ekonomi, termasuk untuk UKM agar mereka dapat melakukan transformasi melalui pengunaan teknologi dan mengubah model bisnis mereka.  Teknologi dan inovasi adalah jawaban agar pengembangan sektor ekonomi menjadi lebih inklusif atau terbuka bagi masyarakat luas.

"Kami berharap bahwa kerjasama UID dengan ITB dan SUTD bisa menjadi percontohan untuk mencapai tujuan tersebut." kata Mari.

Sementara itu Presiden SUTD Thomas Magnanti mengatakan kemitraan yang akan dilakukan akan membangun berbagai program yang sudah dan sedang dikembangkan oleh SUTD berkolaborasi dengan berbagai mitra, termasuk MIT.  "Apalagi kita bisa banyak belajar dari ekosistem kewirausahaan (entrepreneurship ecosystem) MIT maupun pengalaman Singapura," katanya.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017