Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 19 poin menjadi Rp13.165 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.184 per dolar Amerika Serikat (AS).

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin mengatakan bahwa posisi cadangan Indonesia yang meningkat mendukung fundamental nilai tukar rupiah untuk dapat bertahan di kisaran baru saat ini.

"Pasar merespon positif penguatan cadangan devisa dengan penguatan rupiah terhadap dolar AS," katanya.

Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2017 tercatat 128,8 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2017 yang sebesar 127,8 miliar dolar AS.

Ia memaparkan bahwa sebelumnya, kisaran rupiah berada diantara Rp.13.330-Rp.13.360 per dolar AS menjadi Rp13.200-an. Nilai tukar rupiah ini masih tercatat undervalued sebesar 5 persen dari nilai teoritisnya sebesar Rp12.663 per bulan Juli 2017 lalu. Posisi undervalued itu membuat nilai tukar rupiah berpotensi menguat.

Sementara itu, Analis Monex Investindo Futures Putu Agus mengatakan bahwa dolar AS berpotensi meraih momentum penguatan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah menyusul sedikit meredanya ketagangan geopolitik Korea Utara.

Selain itu, lanjut dia, Presiden AS Donald Trump yang telah menandatangani rancangan undang-undang perpanjangan pagu utang Amerika Serikat, situasi itu cukup melegakan kekhawatiran pelaku pasar akan kemungkinan "shut down" pemerintahan AS sehingga dolar AS kembali diminati.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini (11/9) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.154 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.284 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017