Banyuwangi (ANTARA News) - Etape terakhir ajang "International Tour de Banyuwangi Ijen" (ITDBI) 2017 di Banyuwangi, Sabtu, diwarnai adanya dua "pemenang", karena dua pebalap Felipe Marcelo (7Eleven-Roadbike Philippines) dan Arvin Moazamigodarzi (Pishgaman Iran) masuk finis dalam waktu hampir bersamaan.

Karena sama-sama merasa menang, saat melintasi garis finis mereka sama-sama melakukan selebrasi kemenangan.

Pemenang pun harus ditentukan melalui foto finis. Dalam jepretan kamera berkecepatan tinggi yang dipasang di garis akhir lomba di depan Kantor Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, itu terlihat ban depan Moazamigodarzi lebih dulu menyentuh garis finis dengan selisih sangat tipis, yakni setipis ban depan yang digunakan pebalap Iran tersebut, sementara Marcelo menguntit di belakangnya hanya beberapa sentimeter.

Dalam balapan yang dimulai di garis start di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung itu, di awal lomba sejumlah pebalap melakukan breakaway. Namun, upaya kabur dari peloton itu tidak berhasil. Peloton kembali menangkapnya. Tapi ketika balapan memasuki sirkuit kota untuk berputar sebanyak 6 kali, tujuh pebalap berada di posisi terdepan.

Selisih mereka memang tak sampai hitungan menit. Namun, pergerakan tujuh pebalap tersebut tidak bisa dikejar peloton. Hanya beberapa pebalap saja yang akhirnya bisa mengejar mereka.

Total ada delapan pebalap di depan. Mereka adalah dua pebalap 7Eleven, Edgar Nieto dan Felipe Marcelo, duo Pishgaman; Arvin Moazamigodarzi dan Ali Khademi; kemudian Jay Dutton (St. George Continental Cycling Team), Hyosuk Gong (Terengganu Cycling Team), Nawuli Liphongyu (Thailand Continental), dan Selamat Juangga (KFC Cycling Team).

Saat balapan memasuki putaran terakhir, hanya lima pebalap yang bertahan. Nieto mengawal ketat Marcelo, sedangkan Moazamigodarzi sendirian bertarung bersama Liphongyu dan Juangga. Mau tidak mau Moazamigodarzi sendirian melakukan sprint meski garis finis masih 100 meter. Marcelo yang beruntung dikawal Nieto baru menyerang saat garis finis kurang dari 25 meter.

"Saya begitu dekat sprint karena saya masih punya sprint power daripada pebalap lainnya di grup terdepan. Nieto juga bilang kepada saya untuk prioritas juara etape," kata Marcelo, sebagaimana keterangan panitia lomba.

"Makanya saya sangat yakin saya yang menjadi juara karena saya merasa lebih kuat," katanya melanjutkan.

Namun data yang dirilis Result Service, perusahaan "timing system" yang didatangkan dari Hong Kong, tak bisa ditipu. Dalam foto finis yang dirilis, Moazamigodarzi terbukti menyentuh garis finis lebih dulu. Meski hanya berselisih setebal ban, pebalap Iran itu tetap yang berhak meraih kemenangan. Marcelo pun harus puas dengan posisi runner up etape keempat.

Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017