Bandarlampung (ANTARA News) - Gangguan gajah liar masih menghantui penduduk Kabupaten Lampung Timur dan Tanggamus karena hingga kini segerombolan gajah yang sering mengamuk masih bertahan di sekitar pemukiman mereka. Informasi yang diperoleh ANTARA Bandarlampung, Jumat, menyebutkan, Tim Penanggulangan Gangguan Gajah Liar di Provinsi Lampung masih terfokus menangani enam ekor kawanan gajah liar yang terus harus digiring masuk ke dalam hutan dan saat ini bertahan di talang dan kebun di Ulu Semong-Tanggamus. "Kami menerjunkan lagi anggota Tim baru untuk menggantikan anggota tim sebelumnya, targetnya terus menghalau dan menggiring gajah di Ulu Semong itu semakin masuk ke dalam hutan," kata Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Lampung, Ir Agus Haryanta MSc. Enam ekor gajah liar itu adalah kawanan "Davit Cang" yang sampai saat ini telah mengakibatkan enam warga tewas akibat amukannya sejak Juni 2006 lalu. Penggiringan dengan hati-hati perlu dilakukan untuk menghindari korban jiwa lebih banyak sekaligus benar-benar memastikan kawanan gajah liar itu telah masuk ke hutan yang menjadi habitat besar satwa berbelalai di dalam hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Dia mengakui pula adanya informasi tentang gangguan belasan ekor gajah liar di sekitar Desa Tegal Yoso, Kec. Purbolinggo di Lampung Timur yang mengusik kebun warga dan mengancam keselamatan masyarakat di sana. Namun menurut Agus, penanganan kawanan gajah liar itu sepenuhnya menjadi kewenangan Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di sana bersama Dinas Kehutanan Lampung. Tapi kepala Balai TNWK, Mega Hariyanto yang berkali-kali dihubungi, HP-nya tidak aktif sehingga belum diperoleh konfirmasi penanganan gangguan gajah liar itu di lapangan. Khusus di hutan TNBBS maupun TNWK di Lampung diperkirakan masih hidup 700 hingga 800 ekor gajah liar. Sementara di TNWK, beberapa warga juga telah menjadi korban amukan gajah liar sebelumnya, termasuk ada warga yang tewas pula.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007