Jakarta (ANTARA News) - Doktor biologi laut Maya Puspita mengikuti Kompetisi Internasional MT180 (My Thesis in 180 Seconds) yang berlangsung pada 28 September di kota Liege, Belgia. 
 Sebanyak 20 doktor dan mahasiswa doktoral dari 15 negara — Indonesia, Belgia, Benin, Kamerun, Kanada, Pantai Gading, Prancis, Lebanon, Maroko, Kongo, Rumania, Senegal, Swiss, Tunisia dan Amerika Serikat — akan tampil selama tiga menit memaparkan penelitian atau hasil riset S3. 




Mereka menjelaskannya di hadapan Dewan Juri Internasional yang diketuai oleh Profesor Alain Vanderplasschen dari Universitas Liege, Belgia yang meraih Penghargaan Prix GSK Vaccines 2016

 

Doktor lulusan program double degree Universitas Diponegoro dan Universitas Bretagne Sud itu akan memaparkan disertasi mengenai ekstraksi phlorotannin dalam pemanfaatan alga Sargassum yang dibudidaya di Indonesia dan Prancis. 




Maya dalam keterangan pers mengatakan dia belajar menyederhanakan bahasa ilmiah penelitian eksakta yang sulit dipahami orang awam dalam kompetisi ini. Caranya, menghubungkannya dengan tren dalam kehidupan sehari-hari. 




“Sebagai contoh, penelitian saya terkait dengan ekstraksi senyawa bioaktif dari rumput laut. Saya mendapat ide, mari kita bayangkan rumput laut saya itu seperti kotak harta karun yang berisi barang berharga. Mari kita buka kotak tersebut dan manfaatkan isinya untuk industri komestik yang aman dan sehat.”

 

Sebelumnya, Maya Puspita meraih Juara II Kompetisi MT180 Tingkat Nasional yang berlangsung pada 4 Mei 2017 di Kampus Universitas Gadjah Mada. 




Keikutsertaan Maya didukung oleh Institut Prancis di Indonesia (IFI) dan Kedubes Prancis di Indonesia. 




“Melalui kompetisi ini kami berharap dapat memperkenalkan hasil-hasil penelitian para peneliti muda Indonesia serta memasyarakatkan riset dengan cara yang menyenangkan dan inovatif,” kata Atase Kerja Sama Ilmiah dan Teknologi Kedubes Prancis  Nicolas Gascoin dalam siaran pers. 




Kompetisi MT180 ditujukan untuk mahasiswa doktoral dan doktor muda, para peserta diminta mempresentasikan tesis mereka dalam bahasa Prancis dengan menggunakan istilah-istilah yang mudah dimengerti publik awam. 




Dalam waktu 180 detik, mereka harus dapat membuat pemaparan yang jernih, efisien dan meyakinkan tentang proyek penelitian mereka. 




Setiap peserta hanya diperbolehkan mempergunakan satu buah slide presentasi. Presentasi mereka dinilai berdasarkan kualitas dan orisinalitas subyek penelitian mereka, pembawaan mereka di atas panggung dan kemampuan menonjolkan daya tarik penelitian mereka.




Kompetisi ini terinspirasi dari Three Minute Thesis (3MT®) yang digagas oleh Universitas Queensland, Australia.




Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017