Jakarta (ANTARA News) - Uni Eropa (UE) sedang memperluas pengaruhnya di dunia dengan menggunakan "soft power"-nya (kekuatan lunaknya) dalam bentuk bantuan pembangunan dan perdagangan kepada negara-negara berkembang di dunia, seperti ASEAN. "Kerjasama yang dilakukan antara UE dan ASEAN merupakan salah satu cara UE sebagai salah satu aktor global untuk memperkuat posisinya di dunia, utamanya dalam sektor ekonomi," kata pengamat politik internasional dari Universitas Indonesia, Beginda Pakpahan, di Jakarta, Jumat. Menurut dia, motivasi kerjasama yang dimiliki UE ke arah ekonomi, karena kedua grup regional ini merupakan wilayah yang secara ekonomi cukup dinamis dan stabil dalam sisi keamanan. "Ada dua alasan yang jelas, pertama, tersendatnya perundingan di WTO (sistem multitrading) mengakibatkan aktor-aktor global mulai memainkan peranannya dalam membentuk kerjasama-kerjasama regional," katanya. FTA (Free Trade Area/wilayah perdagangan bebas) ASEAN dan UE, lanjut dia merupakan rasionalitas yang akan dilakukan UE dalam mengisi kekosongan karena buntunya perundingan di WTO saat ini. "Kerjasama antara UE dan ASEAN yang sedang dilakukan saat ini, yang bentuk kongkritnya melaui APRIS II (ASEAN-EU Programme for Regional Integration Support-phase II) yaitu progam dana bantuan Uni Eropa sebesar Rp85 miliar untuk proses integrasi ASEAN merupakan sebuah proses positif dalam berbagi pengalaman," kata dia. Menurut dia, berbagi pengalaman positif merupakan cara yang baik untuk saling belajar khususnya dari ASEAN kepada UE. "Walaupun UE dan ASEAN memiliki latar sejarah, budaya dan politik yang berbeda, tetapi cerita sukses UE dalam proses integrasinya dapat diambil intisari dan ASEAN dapat melakukan penyesuaian atau inovasi dalam proses integrasinya itu," ujar dia. Dengan membantu proses integrasi kelompok kawasan lainnya yang notabene adalah negara berkembang seperti ASEAN, menurut dia, akan memudahkan UE berurusan dengan satu aktor atau grup regional dibandingkan harus berurusan dengan 10 negara anggota ASEAN. "Ada standarisasi mulai dari custom (pajak), peraturan-peraturan, harmonisasi tarif dan lain-lain yang menyerupai standar UE sehingga akan lebih memudahkan mereka melakukan hubungan perdagangan dengan negara-negara ASEAN," ucapnya. Pada akhirnya, tambah dia, UE akan berfokus kepada sektor pelayanan dan investasi langsung (keamanan dan kemudahan investasi) di negara-negara ASEAN, dimana UE memiliki kekuatan dalam dua hal tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2007