Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa mengatakan pemerintah bertekad untuk merevitalisasi industri strategis, guna mengembangkan kemampuan industri itu bagi kepentingan pembangunan ekonomi nasional. "Pesiden memiliki tekad untuk merevitalisasi industri strategis kita. Tadi beliau berbicara dengan (mantan Presiden, red) Pak Habibie, sehubungan dengan industri strategis ini," kata Hatta, seusai Sholat Jumat di Masjid kompleks Istana, Jakarta. Dijelaskannya bahwa pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan mantan Presiden BJ Habibie yang juga merupakan mantan Menristek mulai pukul 09.30 WIB lebih bersifat silaturahmi. "Pak Habibie juga memberikan masukan-masukan mengenai pengembangan industri-industri strategis tersebut yang pada era Pak Habibie menjadi presiden dijadikan program 10 pengembangan industri strategis," katanya. Dikatakan Hatta, niat Presiden merevitalisasi industri strategis itu adalah karena melihat arah sektor industri ini yang cukup baik dari segi kemampuan teknologi dan penjualannya. Menurut Hatta, revitalisasi sektor industri strategis akan dilakukan melalui sejumlah sektor industri, antara lain industri dirgantara dan industri perkapalan. Habibie juga pernah menjadi Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia yang sebelumnya bernama IPTN serta Dirut PT PAL Surabaya. Di sektor industri dirgantara, menurut Hatta, Habibie menyampaikan usulan mengenai desain ulang terhadap pesawat N-250 dengan konsep yang lebih ekonomis dan irit bahan bakar. Redisain terhadap pesawat N-250 itu, lanjut Hatta, tidak akan menggunakan dana APBN, karena akan ditawarkan pada pengusaha yang berminat untuk mengembangkannya dengan pola bisnis kemitraan. Namun Hatta menegaskan bahwa usulan Habibie itu bukan berarti Habibie ingin turut campur dalam pengembangan pesawat. Hal itu hanya masukan kepada bangsa dan negara, kata Hatta. "Pak Habibie mengatakan beliau sebagai mantan presiden dan senior yang sudah menjadi orang tua hanya berkeinginan untuk memberikan masukan pada bangsa dan negara. Pengembangan industri strategis semuanya diserahkan pada Presiden," ujarnya. Presiden Yudhoyono sekitar pukul 09.30 WIB menerima Habibie di Istana Negara dengan didampingi oleh Hatta Radjasa, Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, dan Menteri Koordinator Perekonomian Boediono. Sekitar pukul 10.00 WIB, Meneg BUMN Sofyan Djalil dan disusul Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto memasuki Istana Negara, tempat pertemuan Presiden Yudhoyono dan Habibie berlangsung. Pertemuan itu kemudian dilanjutkan dengan shalat Jumat bersama. (*)

Copyright © ANTARA 2007