PBB, New York (ANTARA News) - Presiden Sidang Majelis Umum PBB Miroslav Lajcak pada Senin (2/10) menyerukan dilancarkannya upaya yang lebih besar untuk mencegah konflik.

Ia juga menyeru PBB agar meningkatkan penggunaan aksi tanpa-kekerasan pada seluruh tiga pilar pekerjaannya, yaitu perdamaian dan keamanan, hak asasi manusia dan pembangunan.

"Penengahan adalah salah satu alat non-kekerasan paling efektif. Itu bisa membuat semua pihak menjauhkan diri dari konflik, menuju kompromi," kata Lajcak dalam acara untuk memperingati Hari Anti- Kekerasan Internasional.

Di dalam pernyataannya, Lajcak mengenang debat umum tahunan ke-72 pekan lalu dan menyatakan seruan yang disampaikan oleh negara anggota bagi dukungan lebih besar buat pelaku lokal, nasional dan regional untuk melaksanakan cara tanpa-kekerasan guna menghentikan atau mencegah konflik.

Ia juga berbicara mengenai prioritas Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengenai pencegahan konflik di dalam mandatnya, demikian laporan Xinhua. Ia juga menekankan bahwa masalah tersebut akan menjadi pusat utama perhatian sepanjang sidang ke-72 Sidang Majelis Umum PBB.

Ia mengatakan organisasi dunia itu telah memasuki era "pembaruan PBB" dan dalam konteks itu ia mendesak setiap orang agar mengingat tujuan utamanya: "PBB yang cocok untuk tujuan, yang dapat menawarkan penyelesaian tanpa-kekerasan bagi tantangan global".

"Makin lama tindakan untuk menanggapi krisis atau perkembangan utama, makin tinggi kemungkinan kerusuhan terlihat sebagai satu-satunya jawaban," katanya.

Sidang Majelis Umum PBB, melalui satu resolusi pada 2007, menjadikan 2 Oktober sebagai Hari Anti-Kekerasan Internasional berbarengan dengan hari lahir pemimpin India Mahatma Gandhi, yang memimpin gerakan kemerdekaan negaranya dan memelopori filsafat dan strategi tanpa-kekerasan.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017