Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam upaya penanggulangan terorisme dalam pertemuan bilateral di kantor Kementerian Luar Negeri Yordania pada Rabu (4/10).

Kedua menteri luar negeri juga sepakat bahwa tantangan saat ini adalah adanya ancaman regionalisasi kelompok terorisme dengan banyaknya petempur teroris asing (Foreign Terrorist Fighters/FTF) yang kembali dari beberapa negara di Timur Tengah menurut siaran pers Kementerian Luar Negeri RI, Kamis.

Dalam pertemuan itu, Retno menyebut situasi di Marawi di negara tetangga Filipina sebagai salah satu contoh dari regionalisasi kelompok teroris.

Sementara Yordania merupakan salah satu negara yang warganya menjadi korban karena banyak warganya bergabung menjadi FTF.

Oleh karena itu, kedua menteri menekankan pentingnya upaya bersama melalui kerja sama dan kemitraan untuk menanggulangi terorisme dan radikalisme.

Menteri Luar Negeri RI mendorong dimulai pembahasan nota kesepahaman kerja sama penanggulangan terorisme dan radikalisme.

Kedua menteri menyebut pertukaran informasi dan intelijen, pencegahan pendanaan bagi terorisme, penanganan FTF, program deradikalisasi dan dialog antarkepercayaan, serta peningkatan kapasitas sebagai bagian dari cakupan kerja sama.

"Peningkatan kapasitas otoritas keamanan dalam melawan terorisme dan radikalisme sangat penting, untuk itu saya mengundang penegak hukum Yordania untuk ke Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation (JCLEC)," kata Retno.

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Yordania dimulai pada 1950. Kedutaan besar Indonesia di Amman, Yordania, dibuka sejak 1985. Sementara Yordania membuka kedutaannya di Jakarta pada November 1986.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017