Makassar (ANTARA News) - Dari 160 alat pendeteksi dini (early warning system) tsunami yang akan dipasang di seluruh Indonesia, pemerintah sudah memasang 90 unit diantaranya sebagai upaya meminimalkan risiko akibat bencana yang rawan terjadi di negeri ini. Pembangunan sistem peringatan dini tsunami yang diperkirakan menelan biaya Rp200 miliar itu dijadwalkan rampung pada 2008, kata Sekretaris Utama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Pusat, Andi Eka Sakiya usai Sosialisasi RUU Meteorologi dan Geofisika di Makassar, Jumat. Alat deteksi ini ada yang telah dipasang di Pantai Selatan Jawa dan Sumatera. Selain itu, pihak BMG juga telah memasang radar pemantau cuaca atau `early weather system` pada beberapa daerah di Indonesia seperti Jakarta, Medan, Surabaya dan Palembang. Namun pihak BMG sendiri mengaku bahwa radar pemantau cuaca yang ada saat ini sebanyak tujuh unit masih kurang dan masih dibutuhkan sekitar 22 unit lagi untuk dapat mengcover semua wilayah Indonesia untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam. Eka mengatakan, pengadaan alat deteksi dini tsunami dan cuaca ini diprediksi akan selesai tahun 2010 mendatang. Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa dan Informasi BMG Wilayah IV Makassar, Hanafi Hamzah mengatakan, saat ini early warning sistem untuk tsunami juga akan segera hadir di pantai barat Sulawesi yakni Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Demikian pula alat early weather system yang kini sudah terpasang di Kabupaten Bulukumba serta Gowa dan rencananya lima pemantau cuaca lagi akan segera hadir pada lima wilayah di Sulsel. Menurut Hanafi, alat deteksi cuaca ini akan memberikan peringatan bila curah hujan yang turun mencapai sekitar 50 mm. "Kalau curah hujannya terpantau 50 mm, maka sirine yang dikeluarkan dari alat deteksi cuaca itu akan berbunyi," ujarnya. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007