Jakarta (ANTARA News) - Tak semua penderita demam berdarah perlu mendapatkan perawatan medis di rumah sakit, menurut spesialis penyakit tropik dan infeksi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam dari RSCM, Dr dr Leonard Nainggolan. 

Ada sejumlah kondisi selain demam tinggi beserta dua atau lebih gejala umum lainnya yang bisa menjadi indikasi kalau penderita membutuhkan penanganan medis di rumah sakit. 

"Lihat ada kedaruratan atau tidak, yakni syok, kejang-kejang, kesadaran menurun, tidak bisa makan dan minum dengan baik. Hasil lab. menunjukkan ada kecenderungan hematokrin naik. Kalau ada tanda itu pasien dirawat di rumah sakit," ujar dia, pada penjelasan "Nyamuk Bandel, Perkembangan & Wabah yang Ditimbulkan", di Jakarta, Senin.

Selain itu, apabila hasil laboratorium menunjukkan jumlah trombosit di bawah 100.000 maka penderita perlu segera mendapatkan perawatan di rumah sakit. 

"Tetapi kalau trombosit di atas 100.000 tak perlu dirawat, dengan catatan diberi obat penurun panas, pegal linu dan diberi minum banyak," kata Nainggolan. 

Dia menyarankan sekalipun tak dirawat di rumah sakit, penderita sebaiknya tak hanya diberi air putih tetapi juga air yang mengandung elektrolit dan gula. 

Demam berdarah ditandai dengan gejala demam yang mendadak tinggi, lalu muncul sejumlah keluhan lainnya antara lain sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, mual, muncul bintik merah di kulit dan nyeri di bagian belakang mata. "Demam mendadak tinggi disertai dua dari gejala itu, curigalah demam berdarah," kata dia.  

Pewarta: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017