Sangin, Afghanistan (ANTARA News) - Seorang prajurit NATO asal Inggris tewas dan empat orang lagi cedera pada akhir pekan dalam serangan Taliban di dekat kota Sangin, Afghanistan selatan, kata militer Inggris, Minggu. Prajurit-prajurit dari Batalyon I Grenadier Guards itu sedang berpatroli bersama pasukan Afghanistan ketika mereka diserang bom pinggir jalan Sabtu, kata Kapten Alex Corbett-Burcher, seorang perwira tim pelatih Inggris yang bekerja sama dengan pasukan Afghanistan. "Setelah ledakan itu, patroli diserang tembakan senjata ringan yang terus-menerus dan RPG (granat roket) dari posisi Taliban," katanya kepada Reuters. "Patroli itu bertempur dengan Taliban sampai pasukan bantuan datang, dan mereka kemudian bisa mengangkat korban dari kendaraan (Land Rover) yang rusak karena tembakan dari Taliban," katanya. Korban-korban itu kemudian diangkut dengan helikopter ke sebuah pangkalan Inggris dimana salah seorang dari mereka dinyatakan tewas. Prajurit yang tewas itu diidentifikasi oleh Kementerian Pertahanan Inggris di London sebagai Neil "Tony" Downes (20) dari Manchester, Inggris baratlaut. Wartawan Reuters yang berada beberapa kilometer di Sangin mendengar suara ledakan dan penembakan pada saat serangan itu. Kota tersebut, yang berada di pusat perdagangan ganja Afghanistan selatan, dilanda sejumlah pertempuran sengit sejak pasukan Inggris tiba setahun lalu. Namun, keadaan relatif tenang sejak pasukan AS dan Inggris melancarkan serangkaian serangan untuk menghalau gerilyawan Taliban dari daerah itu dalam dua bulan terakhir. Kekerasan yang dikobarkan Taliban meningkat dalam beberapa bulan ini di Afghanistan setelah masa tenang musim dingin. Konflik tahun lalu merupakan yang paling banyak merenggut jiwa sejak penggulingan Taliban pada 2001, dan kelompok gerilya itu telah berjanji meningkatkan serangan mereka terhadap pasukan asing. Gerilyawan beroperasi aktif di wilayah-wilayah selatan dan timur Afghanistan dimana lebih dari 5.000 orang tewas dalam 16 bulan terakhir. Kekerasan terus meningkat meski puluhan ribu prajurit asing beroperasi di Afghanistan bersama sekitar 100.000 personel keamanan Afghanistan untuk memerangi gerilyawan garis keras itu. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di Afghanistan oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Koalisi pimpinan AS menempatkan sekitar 12.000 prajurit di Afghanistan, sementara lebih dari 30.000 prajurit asing lain berada di negara Asia tengah itu dalam naungan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO. (*)

Copyright © ANTARA 2007