Kuala Lumpur, 11/6 (ANTARA) - Sebagian besar kota Kuala Lumpur termasuk bangunan Sultan Abdul Samad, Minggu malam, terendam hingga satu meter akibat banjir yang dinilai terburuk sejak tahun 2003, setelah terjadi hujan lebat Minggu malam. Harian Utusan Malaysia, Senin, di Kuala Lumpur melaporkan, daerah yang dilanda banjir terburuk ialah Jalan Masjid India, Jalan Ipoh dan Kampung Baru, Kampung Chubadak dan Sentul. Dataran Merdeka, yang meliputi kompleks bangunan Sultan Abdul Samad ditenggelami sebatas pinggang. Lebih dahsyat, air banjir turut memasuki sehingga ke ruang sembahyang di Masjid Jamek, Jalan Raja. Masjid itu terletak kira-kira 10 meter dari batas normal Sungai Gombak-Sungai Klang. Kuala Lumpur pada Minggu malam mengalami kemacetan luar biasa di beberapa jalan termasuk Jalan Tun Razak, Jalan Ampang, Jalan Dang Wangi dan Jalan Kampung Pandan. Seorang WNI asal Medan Hussein, Minggu malam, menjelaskan kepada ANTARA bahwa rumahnya di Jalan Raja Alang juga tenggelam. Menurut Hussein, yang sudah tinggal di Kuala Lumpur selama 25 tahun dan telah mendapatkan izin tinggal tetap (permanent resident), ada sekitar 70 persen WNI yang tinggal di kawasan Jalan Raja Alang Kampung Baru terkena banjir. "Karena selama ini kami tidak pernah kebanjiran akibatnya dokumen atau surat penting seperti paspor terkena banjir pula," katanya. Belum lama ini , sebagian kota Kuala Lumpur juga sempat mengalami banjir dan beberapa mobil tenggelam karena terjebak tapi air cepat surut beberapa jam kemudian. Penduduk Kuala Lumpur marah dan menanyakan manfaat terowongan SMART yang dikatakan dapat menangani banjir di Kuala Lumpur. ``Baru satu minggu lalu banjir melanda, minggu ini ia berulang lagi, apakah setiap kali hujan lebat banjir akan terus melanda," kata Pegawai Operasi Jabatan Pertahanan Awam (JPA3) Wilayah Persekutuan, Shahrul Kamar. Banjir terburuk pernah melanda ibukota Malaysia terjadi tahun 1971 . Kuala Lumpur ketika itu terputus hubungan terus dengan dunia luar dan pasaran saham terpaksa ditutup kerana seluruh Kuala Lumpur banjir.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007