Jakarta (ANTARA News) - Produsen otomotif Jepang, Toyota, akan terus mengembangkan mobil serbaguna Kijang yang diproduksi di Indonesia sejak 1977, dan kini telah memasuki generasi ke-5. "Kami akan terus mengembangkan Kijang dan berupaya agar mobil tersebut menjadi kendaraan yang terjangkau bagi masyarakat," kata Direktur Utama PT Toyota Astra Motor (TAM), Johnny Darmawan, di Jakarta. Ia mengatakan, pihaknya akan berusaha agar mobil Kijang terus bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat khususnya di Indonesia yang terus berkembang. Diakuinya, saat ini mobil Kijang dengan Kijang Innova-nya naik kelas, sehingga sejumlah masyarakat menilai Kijang menjadi kendaraan yang mahal. Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya akan berupaya membuat mobil Kijang menjadi kendaraan yang dapat terjangkau masyarakat luas. Sejak diproduksi dan diperkenalkan di pasar Indonesia pada 9 Juni 1997 sampai saat ini, total produksi mobil Kijang sudah mencapai 1,25 juta unit. "Sekitar 1,2 juta unit lebih dijual di dalam negeri, dan sisanya dipasok ke pasar ekspor," kata Johnny. Ia mengatakan tidak mustahil mobil Kijang yang berbasis kebutuhan dan selera masyarakat Indonesia akan dikembangkan sampai generasi ke-10. Sejak 1977 sampai sekarang Kijang yang tercipta akibat dorongan pemerintah untuk membuat Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS). Generasi pertama diperkenalkan tahun 1977 sampai 1980 menggunakan mesin sedan Corolla 1.200 cc. Generasi ke-2 (1981-1986) Kijang berkembang dari kendaraan niaga menjadi kendaraan keluarga dengan mengusung mesin 1.300cc dan pada generasi ke-3 (1986-1996) produksi Kijang pada 1995 produksinya mencapai 500.000 unit. Pada generasi itu terkenal dengan Kijang Super. Sekitar delapan tahun kemudian tepatnya 2003 Kijang mencapai produksi ke satu juta unit, yang saat itu mobil tersebut sudah memasuki generasi ke-4 (1997-2004) dengan Kijang Kapsul. Tahun 2004 sampai sekarang mobil tersebut telah memasuki evolusi besar karena Kijang diproduksi dengan standar global dan mulai diekspor yang dikenal dengan Kijang Innova. Johnny mengakui saat ini penjualan Kijang mengalami penurunan dari 7.000 unit per bulan menjadi sekitar 5.000 unit per bulan, karena penjualan segmen mobil 4x2 di Indonesia sedang lesu. "Tidak hanya itu ternyata penurunan penjualan Kijang juga akibat dari melonjaknya penjualan Toyota Avanza dari prediksi 4.000 unit per bulan menjadi 6.000 unit per bulan, sehingga pangsa pasar Toyota di segmen kendaraan 4x2 tetap tinggi sekitar 70-80 persen, cuma total pasarnya saja yang lesu," demikian Johnny.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007