Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 1.265 Industri Kecil Menengah (IKM) di berbagai wilayah di Indonesia telah mengikuti lokakarya e-Smart IKM yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian selama dua bulan terakhir.

"Jumlahnya melebihi target. Kami targetkan 1.165 IKM, tapi yang sudah ikut itu 1.265 IKM yang ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Makasar, Balikpapan, Palembang, Medan, Lampung dan Lombok," ujar Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin.

Dengan demikian, sebanyak 1.265 unit IKM telah difasilitasi untuk membuka pasar secara on-line dan diprediksi akan terus meningkat pada tahun 2019 hingga mencapai 9.510 unit usaha.

Selain itu, lanjut Gati, terdapat sekitar 10 IKM yang telah memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) setelah mengikuti lokakarya, yang di dalamnya terdapat asistensi tentang pengajuan KUR dari perbankan tersebut.

"Berdasarkan kajian Kemenperin, mereka juga mendapatkan omzet hingga tujuh kali lipat setelah mengikuti Program e-Smart IKM. Karena mereka sudah masuk ke online shop, bisa motret, tahu cara memasarkannya," ungkap Gati.

Kemudian, Kemenperin juga mendorong penumbuhan wirausaha baru sebanyak 5.000 unit dan pengembangan lebih dari 1.200 sentra IKM di seluruh Indonesia hingga akhir tahun.

Menurut Gati, sektor IKM terus meningkatkan nilai tambah di dalam negeri yang cukup signifikan setiap tahun, yang terlihat dari capaian pada 2016 sebesar Rp520 triliun atau meningkat 18,3 persen dibandingkan pada 2015. 

Sedangkan, nilai tambah IKM pada tahun 2014 sekitar Rp373 triliun menjadi Rp439 triliun pada 2015 atau naik 17,6 persen.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017