Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Mandiri Persero Tbk menyatakan induk usaha (holding) perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan terbentuk kuartal I 2018.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Selasa, mengatakan landasan hukum dan anggaran dasarnya sedang disusun Kementerian BUMN.

"Secara konsep, tugas dan posisi direksinya sudah ada," ujar dia.

Tiko, sapaan akrab Kartika, menjelaskan induk usaha perbankan BUMN ini setidaknya akan memberi dua manfaat besar bagi pergerakan bisnis bank BUMN.

Pertama, opsi penambahan modal bagi bank BUMN yang relatif lebih kecil dibanding bank BUMN yang lebih besar akan bertambah. Misalnya, Bank BUMN dengan posisi modal dan laba yang relatif tinggi, dapat memberikan dividen lebih besar kepada negara. Nantinya, sebagian dividen tersebut dapat disalurkan menjadi injeksi modal ke bank BUMN dengan posisi modal yang lebih kecil.

"Sederhananya, kalau Mandiri memiliki CAR (Rasio Kecukupan Modal) yang tinggi, terus labanya besar. Saya bayar dividennya besar, tapi sebagian dividennya disuntikkan ke BTN. Jadi opsi suntik modalnya lebih banyak, bukan hanya Penyertaan Modal Negara," ujar dia.

Saat ini, rasio dividen Bank Mandiri mencapai 40-45 persen, atau paling tinggi dibandingkan Bank BUMN lain.

Manfaat kedua, adalah untuk mempermudah sinergi infrastruktur sistem pembayaran antara perusahaan keuangan BUMN.

"Sekarang sudah ada PT Jalin Pembayaran Nusantara. Harapannya holding bisa lebih cepat, sinergi lebih cepat, opsi makin baik," ujar dia.

"Holding" perbankan BUMN akan menggabungkan empat bank BUMN yakni, PT Bank Mandiri Persero Tbk, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk.

Kemudian, akan turut bergabung PT Danareksa Persero, PT Pegadaian Persero, PT Permodalan Nasional Madani.

(T.I029/R010)

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017