Ankara (ANTARA News) - Kelompok pemberontak penting Kurdi di Turki menawarkan gencatan senjata pada pemerintah Selasa jika mereka setuju untuk mengakhiri operasi tentara terhadap kelompok itu, kantor berita Kurdi melaporkan. Pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mempersalahkan militer atas meningkatnya kekerasan di bagian tenggara negara itu dalam beberapa pekan belakangan ini, menurut satu pernyataan yang diangkat oleh Firat, yang dikenal sebagai corong bagi kelompok tersebut. "Ada peningkatan yang ditandai dalam operasi (tentara) meskipun kenyataan bahwa gencatan senjata sepihak yang gerakan kami pertahankan sejak 1 Oktober belum diakhiri secara resmi," kata pernyataan itu. Serangan pemberontak adalah akibat dari "pembelaan diri dan penggunaan hak kami melakukan pembalasan dendam langsung atas kehilangan," kata PKK, yang menambahkan, "Kami mengumumkan secara terbuka bahwa jika operasi mereda, ketegangan juga akan mereda". Pernyataan tersebut tiba ketika Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan mengindikasikan ia akan menolak permintaan militer yang berpengaruh untuk melakukan serangan ke Irak utara yang berdekatan guna mengejar pemberontak Kurdi Turki yang mengungsi di daerah itu. Para pejabat militer sebelumnya mengatakan bahwa sebagian besar angota PKK -- antara 3.500 dan 3.800 -- bermarkas di Irak utara, dengan sebanyak 2.000 anggota yang lain di Turki. Menghadapi pemilihan umum 22 Juli, pemerintah menolak operasi lintas-perbatasan, yang dengan keras ditentang oleh Irak dan AS, yang mengkhawatirkan kerusuhan baru di negara yang telah dirusak-perang itu. "Jika pemerintah ingin mengurangi ketegangan dan mengadakan pemilihan umum dalam suasana yang aman, satu-satunya cara adalah menghentikan serangan militer...Pasukan kami akan berhati-hati dan bertanggungjawab," pemberontak mengatakan dalam satu pernyataan. Kekerasan di Turki tenggara menewaskan 56 anggota pasukan keamanan dan 74 pemberontak PKK tahun ini, menurut hitungan tentara. Tujuh warga sipil tewas Mei ketika seorang pembom bunuh diri, yang diduga seorang militan Kurdi, meledakkan dirinya di sebuah pusat perbelanjaan yang sibuk di Ankara. PKK, didaftar sebagai organisasi teroris oleh Ankara dan banyak dari masyarakat internasional, menyerukan gencatan senjata sepihak pada 1 Oktober, mengharapkan hal itu akan meratakan jalan bagi pembicaraan untuk memecahkan konflik. Gencatan senjata itu, seperti gencatan senjata sebelumnya yang diminta oleh PKK, dengan cepat ditolak oleh Turki. PKK mengangkat senjata untuk memperoleh pemerintahan-sendiri bagi etnik Kurdi di bagian tenggara Turki pada 1984. Konflik itu telah menewaskan lebih dari 37.000 orang, demikian AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007