Temanggung (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara simbolis melepas dua varietas padi hibrida baru, yakni HIPA-5 CEVA dan HIPA-6 JETE, pada pembukaan Soropadan Agro Expo (SAE) III 2007. "Diharapkan varietas padi tersebut dapat memberikan kontribusi nyata pada target peningkatan produksi beras di Jawa Tengah," kata Presiden usai melepas dua varietas padi hibrida baru pada pembukaan SAE di Agrowisata Soropadan di Temanggung, Rabu. Varietas padi hibrida baru HIPA-5 CEVA dan HIPA-6 JETE merupakan hasil penemuan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jateng dengan Badan Penelitian Pertanian. Kedua jenis varietas padi hibrida itu sesuai agroklimat di Jateng. HIPA-5 CEVA produktivitasnya mencapai 8,4 ton gabah kering giling (GKG) per hektare atau 9,7 ton gabah kering panen (GKP) per hektare, sedangkan HIPA-6 JETE produktivitasnya mencapai 10,6 ton GKG per hektare atau 12,2 ton GKP per hektare. Produktivitas itu merupakan tertinggi dihasilkan di Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Presiden juga memberikan bantuan Rp11 miliar bagi pengembangan koperasi berupa program pemberdayaan produktif koperasi usaha mikro pada 87 koperasi dan program perempuan keluarga sehat dan sejahtera kepada 16 koperasi, masing-masing senilai Rp100 juta diterima koperasi Anisa dari Semarang. Kemudian bantuan program pengembangan ekonomi pondok pesantern melalui pemberdayaan koperasi pondok pesantren (kopontren) kepada 25 kopontren masing-masing Rp200 juta diterima kopontren Usuludin dari Kabupaten Magelang. Dalam sambutannya, Presiden berharap SAE bisa menjadi ajang promosi produk-produk unggulan, dan dapat mengangkat potensi agrowisata di Indonesia dan sekaligus dapat menjadi jembatan bagi terjalinnya hubungan kemitraan usaha agro dengan berbagai kalangan usaha baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sesuai dengan tema SAE III yaitu membangun mitra meraih pasar global, katanya, perlu secara terus-menerus menjalin kemitraan dengan berbagai pihak serta terus berupaya meningkatkan kualitas produk pertanian. Ia mengatakan, di tengah persaingan global saat ini, tanpa jaringan yang luas, produk unggulan yang dihasilkan tidak akan dikenal oleh para konsumen terlebih di mancanegara, demikian pula produk pertanian yang mutu dan kualitasnya kurang baik tentu akan sulit bersaing di pasar global. "Kita perlu membangun kemitraan di satu sisi, sekaligus meningkatkan kualitas produk agar kita benar-benar dapat bersaing di pasar internasional," tegas Presiden. Dalam pembangunan ekonomi nasional, kata Presiden, pemerintah telah menetapkan sektor pertanian sebagai salah satu sektor andalan. Sektor pertanian sebagai prioritas diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi di tanah air. "Harus kita akui bahwa sektor pertanian selama ini memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional, untuk itu kita perlu memberikan perhatian secara sungguh-sungguh dalam mengembangkan sektor pertanian ini," katanya. Presiden mengatakan, sektor pertanian harus menjadi salah satu titik berat pembangunan karena sektor pertanian mampu menampung tenaga kerja, mampu mengurangi kemiskinan, dan mampu menggerakkan ekonomi pedesaan. "Kita perlu berupaya dengan sungguh-sungguh agar sektor pertanian tumbuh dan berkembang dengan baik, kita harus menciptakan kemudahan-kemudahan dan menciptaklan lingkungan usaha yang baik agar produktivitas pertanian kita dapat terus meningkat dari waktu ke waktu," kata Presiden.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007