G;asgow (ANTARA News) - Meski meraup kemenangan atas tim Thailand dengan skor 0-5, pelatih China Li Yongbo melontarkan kritik atas buruknya sejumlah fasilitas stadion yang digunakan dalam pertandingan bulutangkis beregu Piala Sudirman di Glasgow. Suhu yang mencapai 23 derajat celsius justru dapat meningkat menjadi 30 derajat celsius di arena badminton Scotstoun Leisure Centre yang digunakan sebagai tempat bertanding. Kenaikan suhu dalam ruangan stadion dapat mengganggu penampilan para pemain dan mengusik kenikmatan para penonton. Bahkan Li menyebut kondisi stadion sebagai "sangat tidak profesional". Sebagai juara bertahan Piala Sudirman, China tampaknya berkepentingan dengan dukungan fasilitas stadion. "Atap stadion relatif rendah. Kondisi ini tentunya tidak sebaik tempat-tempat lain yang pernah menyelenggarakan pertandingan serupa pada tahun sebelumnya," kata Li kepada Reuters. "Suhu dalam stadion terlalu panas. Ini tentu buruk bagi para pemain dan tentu tidak nyaman bagi para penonton. Permainan bulutangkis memerlukan tingkat kecepatan yang maksimal." Ketika bertanding melawan pasangan Malaysia, para pemain Inggris Gail Emms dan Donna Kellogg mengeluhkan panasnya suhu dalam gedung pertandingan. "Suhunya hampir lebih panas ketimbang Asia," kata Emms. "Ini tentunya mengganggu. Apakah tidak ada pendingin ruangan di Skotlandia ini?" Wasit dari Inggris, Keith Hawthorne, juga merasakan hal serupa. "Saya tidak akan memasang alat blower karena dapat mempengaruhi kecepatan shuttle cock," katanya menjelaskan. "Di Inggris, tidak praktis bila mendatangkan unit pendingin ruangan yang berkapasitas mega untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pertandingan yang diadakan sepuluh tahun sekali." Direktur Kejuaraan yang juga Ketua Badan Eksekutif Bulutangkis Skotlandia, Anne Smillie, mengatakan, "Setiap komentar yang dilontarkan sejauh ini relatif baik. Kami bersama dengan Federasi Bulutangkis Dunia berusaha menyelenggarakan pertandingan dengan sebaik mungkin." Dari sudut pandang Glasgow, kritisisme Li ini tentu diharapkan tidak mempengaruhi tawaran kota itu untuk menyelenggarakan Commonwealth Games pada 2014. Glasgow kini bersaing dengan kota Abuja (Nigeria). (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007